Wednesday, February 20, 2013

7 Cara Agar Terbiasa Bangun Pagi

AppId is over the quota

KOMPAS.com - Sulit membiasakan diri bangun pagi karena kerap punya kebiasaan begadang atau terjaga sepanjang malam menjadikan Anda dijuluki "orang malam" atau "night owl". Hal ini menjadi masalah apabila Anda memiliki kewajiban yang harus dikerjakan di pagi hari.

Anda butuh motivasi lebih untuk meninggalkan kebiasaan "night owl" Anda dan mulai menjadi orang pagi atau "morning person"? Beberapa studi mengindikasikan bahwa "morning person" sebenarnya lebih bahagia daripada "night owl". Dan orang pagi pun dilaporkan lebih merasa sehat dan bersemangat.

Membuat transisi dari "night owl" menjadi "morning person" mungkin tidak mudah, namun ada beberapa langkah sederhana yang dapat Anda lakukan.  Berikut adalah 7 cara di antaranya :

1. Hentikan kebiasaan menekan tombol "snooze" pada alarm Anda dan menikmati beberapa menit tambahan untuk bermalas-malasan. Sebaliknya, cobalah untuk segera bangkit dari tempat tidur dan berikan hadiah kecil pada diri Anda dengan secangkir kopi atau teh, atau dengan olahraga.

2. Olahragalah sebelum sarapan karena kebiasaan ini dapat meningkatkan pembakaran lemak dan penurunan berat badan, serta menjaga kadar andrenalin tetap tinggi beberapa jam setelahnya (yang diartikan lebih waspada).

3. Kemudian, nikmati sarapan dengan waktu yang lebih panjang, sehingga zat gizi yang Anda makan pun semakin lengkap. Pastikan dalam sarapan Anda mengandung protein, buah, sayur, dan karbohidrat.

4. Jika Anda masih memiliki masalah untuk bangun dari ranjang, cobalah untuk memindahkan tempat tidur Anda lebih dekat dengan jendela yang mudah dimasuki sinar matahari. Sinar matahari akan membantu Anda untuk lebih cepat bangun karena otak Anda lebih sensitif terhadap cahaya.

5. Selain itu penting bagi Anda untuk mengurangi aktivitas di malam hari. Cobalah untuk mengurangi sedikit demi sdikit waktu yang Anda gunakan dimalam hari untuk beraktivitas menjadi waktu untuk beristirahat. Dan minimalisasi gangguan bagi waktu istirahat Anda.

6. Matikan alat elektronik satu atau dua jam sebelum Anda tidur untuk membentuk suasana yang nyaman untuk tidur. Hal ini juga akan membantu pikiran Anda untuk lebih tenang dan dapat siap untuk tidur.

7. Cobalah pula untuk menyiapkan kebutuhan-kebutuhan esok hari pada malam sebelum Anda akan tidur. Hal ini akan mempermudah Anda untuk menghadapi hari esok dengan lebih bersemangat.

Kenali Kematian Mendadak akibat Jantung

AppId is over the quota

Kompas.com - Cukup sering kita mendengar berita seseorang yang masih muda urung menikmati puncak prestasinya karena mengalami kematian mendadak. Sekitar 80 persen orang yang mengalami kematian mendadak disebabkan oleh penyakit jantung koroner.

Sekalipun korban tersebut tidak pernah mengalami gejala apapun sebelumnya, mereka tetap bisa terkena serangan jantung.

Ventrikel adalah bilik jantung, yang paling bertanggung jawab memompa darah ke seluruh tubuh. Bisa sistem ini tidak berjalan, ventrikel akan bergetar cepat dan tidak efektif, aliran darah akan terhenti, maka terjadilah kemaitan mendadak akibat jantung.

Beberapa orang yang menjadi korban kematian mendadak juga diketahui sedang melakukan aktivitas olahraga saat kejadian.

"Saat olahraga, denyut jantung bertambah cepat dan kebutuhan oksigen meningkat. Jika oksigen tidak bisa disediakan maka otot jantung akan berhenti memompa," kata dr.Daniel Tanubudi, Sp.JP, ketua departemen kardiologi RS.Eka Hospital Tangerang.

Daniel menjelaskan, sebenarnya jika jantung berhenti berfungsi bisa dilakukan resistusi jantung untuk pemberian oksigen dalam darah dan aliran darah ke otak. Pemberian kejutan listrik ke jantung juga diperlukan untuk memulihkan denyut jantung secara spontan.

"Pasien masih bisa ditolong jika dibawa ke rumah sakit kurang dari tiga jam setelah kejadian. Kalau disebabkan karena sumbatan pembuluh koroner akan dilakukan balonisasi atau pemasangan stent sehingga darah kembali lancar," katanya.

Penelitian menunjukkan sebenarnya orang-orang yang beresiko tinggi mengalami serangan jantung bisa diidentifikasi. Antara lain adalah mereka yang pernah kena serangan jantung sebelumnya, menderita gangguan irama jantung, atau otot jantung lemah.

Rapor Merah Kesehatan

AppId is over the quota

Pekan Baru, Kompas - Bidang kesehatan mendapat rapor merah dari Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan. Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium masih jauh dari target. Gerakan kependudukan dan keluarga berencana belum diimplementasikan di daerah.

Pencapaian yang belum mendekati target tahun 2015 di antaranya angka kematian ibu masih 228 per 100.000 kelahiran hidup dari target maksimal 102 per 100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi 32 per 1.000 kelahiran hidup dari maksimal 22 per 1.000 kelahiran hidup. Selain itu, angka kelahiran total 2,6 tak menurun dalam 10 tahun terakhir untuk mencapai target 2,1 dan penurunan kasus malaria 1,69 dari target 1.

”Menindaklanjuti rapor merah dari Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), masalah dan kendala harus dicari solusi,” kata Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, saat memimpin Rapat Koordinasi Nasional Upaya Percepatan Pencapaian MDGs Bidang Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Rakyat Menyikapi Hasil Sementara Survei Demografi Kependudukan Indonesia tahun 2012, Jumat (15/2), di Pekanbaru, Riau.

Nafsiah mengatakan, pemantauan di lapangan menunjukkan, dinas kesehatan serta instansi kependudukan dan keluarga berencana tak kompak. Ini menyebabkan pekerjaan rumah terkait target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) tak tercapai.

Untuk itu, Menkes melanjutkan, 11 provinsi akan digarap intensif, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, serta ditambah Papua, Papua Barat, dan NTT. Ketiga provinsi terakhir dipilih karena kekhususan karakteristik wilayah.

Sekretaris Jenderal Kemenkes Supriyantoro menuturkan, ke-11 provinsi dipilih bukan karena berkinerja buruk, melainkan sebagai daerah berpenduduk banyak sehingga keberhasilannya menjadi daya ungkit pencapaian MDGs. Ia mengatakan, rapor merah menunjukkan upaya keras pencapaian target sesuai tenggat sulit dicapai. Namun, peningkatan kualitas kesehatan masyarakat tetap harus dilakukan.

”Kita bekerja bukan demi mencapai MDGs, tetapi demi kesejahteraan masyarakat. Target MDGs hanya membantu mencapainya,” kata Nafsiah.

Kunci di daerah

Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Slamet Riyadi Yuwono mengatakan, kunci pencapaian masalah kependudukan berada di pemerintah daerah. ”Sayangnya, komitmen tinggi sering tidak diiringi implementasi. Kepala dinas kurang berkualitas,” katanya.

Menurut Slamet, 80 persen anggaran bidang kesehatan sebesar Rp 2,2 triliun langsung diserahkan ke daerah dalam bentuk dana alokasi umum (DAU). Meski demikian, pemda masih meminta dana dari Kemenkes. ”Padahal, uang sudah ada di daerah. (Pemerintah) Pusat hanya suplemen,” kata Slamet.

Wakil Gubernur Riau Mambang Mit mengatakan, Riau menghadapi masalah kependudukan yang unik. Angka TFR atau jumlah anak yang dimiliki perempuan usia subur 2,9, meningkat dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 2,7. Laju pertumbuhan penduduk Riau 3,59 persen, jauh lebih tinggi daripada angka nasional, yaitu sebesar 2 persen. Pertambahan jumlah penduduk ini disumbang dari migrasi warga luar Riau.

”Ini jadi tantangan untuk menurunkan. Hal ini tidak bisa tercapai tanpa kerja sama bupati/wali kota,” katanya. (ICH)