Wednesday, February 20, 2013

7 Cara Agar Terbiasa Bangun Pagi

AppId is over the quota

KOMPAS.com - Sulit membiasakan diri bangun pagi karena kerap punya kebiasaan begadang atau terjaga sepanjang malam menjadikan Anda dijuluki "orang malam" atau "night owl". Hal ini menjadi masalah apabila Anda memiliki kewajiban yang harus dikerjakan di pagi hari.

Anda butuh motivasi lebih untuk meninggalkan kebiasaan "night owl" Anda dan mulai menjadi orang pagi atau "morning person"? Beberapa studi mengindikasikan bahwa "morning person" sebenarnya lebih bahagia daripada "night owl". Dan orang pagi pun dilaporkan lebih merasa sehat dan bersemangat.

Membuat transisi dari "night owl" menjadi "morning person" mungkin tidak mudah, namun ada beberapa langkah sederhana yang dapat Anda lakukan.  Berikut adalah 7 cara di antaranya :

1. Hentikan kebiasaan menekan tombol "snooze" pada alarm Anda dan menikmati beberapa menit tambahan untuk bermalas-malasan. Sebaliknya, cobalah untuk segera bangkit dari tempat tidur dan berikan hadiah kecil pada diri Anda dengan secangkir kopi atau teh, atau dengan olahraga.

2. Olahragalah sebelum sarapan karena kebiasaan ini dapat meningkatkan pembakaran lemak dan penurunan berat badan, serta menjaga kadar andrenalin tetap tinggi beberapa jam setelahnya (yang diartikan lebih waspada).

3. Kemudian, nikmati sarapan dengan waktu yang lebih panjang, sehingga zat gizi yang Anda makan pun semakin lengkap. Pastikan dalam sarapan Anda mengandung protein, buah, sayur, dan karbohidrat.

4. Jika Anda masih memiliki masalah untuk bangun dari ranjang, cobalah untuk memindahkan tempat tidur Anda lebih dekat dengan jendela yang mudah dimasuki sinar matahari. Sinar matahari akan membantu Anda untuk lebih cepat bangun karena otak Anda lebih sensitif terhadap cahaya.

5. Selain itu penting bagi Anda untuk mengurangi aktivitas di malam hari. Cobalah untuk mengurangi sedikit demi sdikit waktu yang Anda gunakan dimalam hari untuk beraktivitas menjadi waktu untuk beristirahat. Dan minimalisasi gangguan bagi waktu istirahat Anda.

6. Matikan alat elektronik satu atau dua jam sebelum Anda tidur untuk membentuk suasana yang nyaman untuk tidur. Hal ini juga akan membantu pikiran Anda untuk lebih tenang dan dapat siap untuk tidur.

7. Cobalah pula untuk menyiapkan kebutuhan-kebutuhan esok hari pada malam sebelum Anda akan tidur. Hal ini akan mempermudah Anda untuk menghadapi hari esok dengan lebih bersemangat.

Kenali Kematian Mendadak akibat Jantung

AppId is over the quota

Kompas.com - Cukup sering kita mendengar berita seseorang yang masih muda urung menikmati puncak prestasinya karena mengalami kematian mendadak. Sekitar 80 persen orang yang mengalami kematian mendadak disebabkan oleh penyakit jantung koroner.

Sekalipun korban tersebut tidak pernah mengalami gejala apapun sebelumnya, mereka tetap bisa terkena serangan jantung.

Ventrikel adalah bilik jantung, yang paling bertanggung jawab memompa darah ke seluruh tubuh. Bisa sistem ini tidak berjalan, ventrikel akan bergetar cepat dan tidak efektif, aliran darah akan terhenti, maka terjadilah kemaitan mendadak akibat jantung.

Beberapa orang yang menjadi korban kematian mendadak juga diketahui sedang melakukan aktivitas olahraga saat kejadian.

"Saat olahraga, denyut jantung bertambah cepat dan kebutuhan oksigen meningkat. Jika oksigen tidak bisa disediakan maka otot jantung akan berhenti memompa," kata dr.Daniel Tanubudi, Sp.JP, ketua departemen kardiologi RS.Eka Hospital Tangerang.

Daniel menjelaskan, sebenarnya jika jantung berhenti berfungsi bisa dilakukan resistusi jantung untuk pemberian oksigen dalam darah dan aliran darah ke otak. Pemberian kejutan listrik ke jantung juga diperlukan untuk memulihkan denyut jantung secara spontan.

"Pasien masih bisa ditolong jika dibawa ke rumah sakit kurang dari tiga jam setelah kejadian. Kalau disebabkan karena sumbatan pembuluh koroner akan dilakukan balonisasi atau pemasangan stent sehingga darah kembali lancar," katanya.

Penelitian menunjukkan sebenarnya orang-orang yang beresiko tinggi mengalami serangan jantung bisa diidentifikasi. Antara lain adalah mereka yang pernah kena serangan jantung sebelumnya, menderita gangguan irama jantung, atau otot jantung lemah.

Rapor Merah Kesehatan

AppId is over the quota

Pekan Baru, Kompas - Bidang kesehatan mendapat rapor merah dari Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan. Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium masih jauh dari target. Gerakan kependudukan dan keluarga berencana belum diimplementasikan di daerah.

Pencapaian yang belum mendekati target tahun 2015 di antaranya angka kematian ibu masih 228 per 100.000 kelahiran hidup dari target maksimal 102 per 100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi 32 per 1.000 kelahiran hidup dari maksimal 22 per 1.000 kelahiran hidup. Selain itu, angka kelahiran total 2,6 tak menurun dalam 10 tahun terakhir untuk mencapai target 2,1 dan penurunan kasus malaria 1,69 dari target 1.

”Menindaklanjuti rapor merah dari Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), masalah dan kendala harus dicari solusi,” kata Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, saat memimpin Rapat Koordinasi Nasional Upaya Percepatan Pencapaian MDGs Bidang Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Rakyat Menyikapi Hasil Sementara Survei Demografi Kependudukan Indonesia tahun 2012, Jumat (15/2), di Pekanbaru, Riau.

Nafsiah mengatakan, pemantauan di lapangan menunjukkan, dinas kesehatan serta instansi kependudukan dan keluarga berencana tak kompak. Ini menyebabkan pekerjaan rumah terkait target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) tak tercapai.

Untuk itu, Menkes melanjutkan, 11 provinsi akan digarap intensif, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, serta ditambah Papua, Papua Barat, dan NTT. Ketiga provinsi terakhir dipilih karena kekhususan karakteristik wilayah.

Sekretaris Jenderal Kemenkes Supriyantoro menuturkan, ke-11 provinsi dipilih bukan karena berkinerja buruk, melainkan sebagai daerah berpenduduk banyak sehingga keberhasilannya menjadi daya ungkit pencapaian MDGs. Ia mengatakan, rapor merah menunjukkan upaya keras pencapaian target sesuai tenggat sulit dicapai. Namun, peningkatan kualitas kesehatan masyarakat tetap harus dilakukan.

”Kita bekerja bukan demi mencapai MDGs, tetapi demi kesejahteraan masyarakat. Target MDGs hanya membantu mencapainya,” kata Nafsiah.

Kunci di daerah

Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Slamet Riyadi Yuwono mengatakan, kunci pencapaian masalah kependudukan berada di pemerintah daerah. ”Sayangnya, komitmen tinggi sering tidak diiringi implementasi. Kepala dinas kurang berkualitas,” katanya.

Menurut Slamet, 80 persen anggaran bidang kesehatan sebesar Rp 2,2 triliun langsung diserahkan ke daerah dalam bentuk dana alokasi umum (DAU). Meski demikian, pemda masih meminta dana dari Kemenkes. ”Padahal, uang sudah ada di daerah. (Pemerintah) Pusat hanya suplemen,” kata Slamet.

Wakil Gubernur Riau Mambang Mit mengatakan, Riau menghadapi masalah kependudukan yang unik. Angka TFR atau jumlah anak yang dimiliki perempuan usia subur 2,9, meningkat dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 2,7. Laju pertumbuhan penduduk Riau 3,59 persen, jauh lebih tinggi daripada angka nasional, yaitu sebesar 2 persen. Pertambahan jumlah penduduk ini disumbang dari migrasi warga luar Riau.

”Ini jadi tantangan untuk menurunkan. Hal ini tidak bisa tercapai tanpa kerja sama bupati/wali kota,” katanya. (ICH)

Tuesday, February 19, 2013

Gula Bisa Jadi Penyembuh Luka

AppId is over the quota

KOMPAS.com - Gula mungkin dapat dijadikan sebagai alternatif penyembuh luka. Sebuah studi kecil yang dilakukan oleh perawat dan dokter di Inggris meneliti efek dari gula untuk pengobatan luka yang merupakan resep turun temurun dari sebuah keluarga, demikian dilansir BBC.

Moses Murandu, pria asal dari Zimbabwe yang sedang menempuh studi di Birmingham University mengatakan, ayahnya menggunakan gula bergranulasi untuk mengobati luka. Menurutnya, gula dapat mencegah penambahan jumlah bakteri pada tempat terjadinya luka.

Ia menemukan beberapa keberhasilan dari studi kecil yang dilakukannya di 35 rumah sakit di Birmingham. Menurutnya, studi mengenai manfaat gula perlu dikembangkan lebih lanjut.

Seorang pasien pria berusia 62 tahun bernama Alan Bayliss, harus mengalami amputasi di kaki kanan bagian atas lututnya, serta mengalami penghilangan pembuluh vena dari kaki kirinya. Penghilangan pembuluh venanya tidak dapat sembuh sebaik yang para dokter prediksikan sebelumnya. Kemudian, Murandu menyarankan untuk mengobati lukanya dengan gula.

"Telah terjadi sebuah perubahan besar. Luka yang sebenarnya sangatlah dalam dan sangat besar, sebesar jari saya. Ketika Moses pertama kali membalut luka saya dengan gula, ia hampir menggunakan seluruh pot gula, namun dua minggu kemudian, ia hanya perlu menggunakan empat sampai lima sendok teh," ungkapnya seperti dikutip BBC.

Bayliss mengatakan ia sangat puas dengan hasilnya, meskipun pada awalnya ia merasa ragu.

Makanan Tinggi Glikemik Memicu Diabetes

AppId is over the quota

Kompas.com - Meski diabetes melitus oleh awam sering disebut penyakit kencing manis, sebenarnya faktor utama penyakit ini tidak disebabkan oleh kelebihan gula. Menurut riset, makanan dengan indeks glikemik tinggi adalah biang keladi penyakit diabetes.

Indeks glikemik (IG) merupakan indikator cepat atau lambatnya unsur karbohidrat dalam bahan pangan dalam meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh. Bahan pangan dengan IG rendah lebih aman untuk penderita diabetes dan obesitas.

Hasil analisa terhadap 24 penelitian yang dipublikasikan sejak tahun 1997 dan melacak pola makan 125.000 orang dewasa menyimpulkan, orang yang kurang mengonsumsi serat dan sering mengasup makanan yang diproses beresiko tinggi menderita diabetes.

"Makanan yang cepat menaikkan kadar gula itu akan membuat pankreas bekerja keras menghasilkan insulin setelah makan, setiap hari," kata Dr.David Ludwig dari Boston Children's Hospital yang banyak meneliti tentang diabetes.

Riset yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition itu dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas California, Los Angeles dan Universitas Oxford, Inggris.

Secara umum, para responden dalam penelitian itu mengonsumsi sekitar 139 gram gula. Dalam setiap tambahan gula sebanyak 100 gram per 2000 asupan kalori harian, risiko seseorang untuk terkena penyakit diabetes melitus naik sampai 45 persen.

"Sangat mudah mendapat 100 gram gula, terutama jika kita tidak hati-hati dalam memilih makanan yang tepat," kata Heidi Silver, pakar nutrisi yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Makanan dengan IG rendah, antara lain ikan, daging, sayur dan buah yang tinggi serat, kacang-kacangan, nasi merah, atau produk susu.

Masyarakat juga mesti mengetahui mana makanan yang memiliki IG tinggi. Misalnya saja pisang matang yang memiliki kandungan gula lebih tinggi dibanding yang masih mengkal.

Makanan seperti protein batangan atau serat batangan juga perlu diwaspadai karena tidak sama dengan serat dari sayur atau buah. Di negara maju umumnya banyak produk makanan yang sudah dilabeli indeks glikemiknya.

Di internet cukup banyak informasi mengenai tabel IG makanan. Salah satunya adalah www.glycemicindex.com

Monday, February 18, 2013

Sering Memeluk Bayi Cegah "Baby Blues"

AppId is over the quota

Kompas.com - Sindroma baby blues dialami sekitar 80 persen ibu yang baru melahirkan. Perasaan tak berdaya dan mudah marah akibat sindrom ini bahkan bisa memicu depresi. Cegah dengan lebih banyak melakukan kontak kulit dengan bayi.

Perubahan hormonal dan perasaan tidak siap menjalani peran baru sebagai ibu diduga kuat menyebabkan sindrom baby blues. Gejalanya antara lain merasa sedih, cemas, pikiran kompulsif, ketakutan, dan merasa tidak mampu.

Bila tidak ditangani kondisi tersebut bisa berkembang menjadi depresi (postpartum depression). Depresi pasca melahirkan bukan hanya berpengaruh pada ibu, tetapi juga bayi sehingga ia lebih rentan mengalami gangguan perkembangan sosial, emosional, dan kognitif.

Menurut studi dalam Journal of Obstretic, Gynecological, and Neonatal Nursing, melakukan kontak kulit (skin to skin contact) antara bayi dan ibu bisa menjadi terapi alternatif untuk mengatasi baby blues tanpa obat.

Para ibu yang melakukan kontak kulit 6 jam setiap hari selama satu minggu pasca melahirkan, kemudian diikuti dengan kontak kulit 2 jam setiap hari diketahui memiliki gejala depresi lebih rendah.

Bagi bayi, pelukan, sentuhan atau ciuman akan memuaskan kebutuhan mereka pada kontak manusia dan meningkatkan ikatan. Kegiatan tersebut juga merangsang pengeluaran hormon oksitosin pada ibu. Bayi dan ibu juga akan merasa lebih rileks dan nyaman.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Pediatrics menyebutkan kontak kulit sekitar 3 jam setiap hari akan mengurangi frekuensi menangis bayi. Hal ini pada akhirnya akan mengurangi rasa stres ibu. Bayi juga bisa tidur lebih nyenyak dan lebih lama.

Olahraga juga berperan penting dalam mengurangi risiko baby blues dan depresi pasca melahirkan. Aktivitas fisik akan melepaskan endorfin yang membantu kita merasa lebih bahagia dan meningkatkan temperatur tubuh sehingga memicu rasa nyaman.

Didik Nini Thowok Dukung Healing Garden

AppId is over the quota

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Komedian dan penari Didik Nini Thowok menyanyikan lagu Gethuk untuk menghibur pasien dan keluarga pasien dalam "Healing Garden", Sabtu (16/2/2013) di taman sekitar Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

"Healing Garden merupakan program mediasi untuk menyembuhkan pasien melalui hiburan," kata Yanuarius Sugeng, salah satu Staf Humas RS Panti Rapih.

Healing Garden, menurut Sugeng, diadakan bagi pasien yang memiliki tingkat mobilitas tinggi atau sudah diperkenankan pulang. "Tujuannya agar pasien tidak jenuh di kamar," ujar Sugeng. Healing Garden diawali dengan senam kecil dan latihan pernafasan. Sesudahnya disajikan lagu-lagu tembang kenangan oleh staf humas. 

Menurut Didik Nini Towok, Healing Garden sudah biasa dilakukan oleh rumah sakit di luar negeri. "Di Amerika dan India, rumah sakit menghadirkan hiburan seperti badut," kata Didik.

Didik menambahkan, keadaan psikis pasien yang cemas dan takut akan meningkatkan adrenaline. Itu akan menghambat penyembuhan. Dalam papernya Comedy as Healing yang pernah dipaparkan di luar negeri, Didik menyampaikan adanya suatu penelitian bahwa hiburan dan perasaan senang dapat menghasilkan enzim serotonim dan melantonim. Enzim itu dapat menetralisir adrenaline dan mempercepat proses penyembuhan.

"Semoga Healing Garden dapat diupayakan oleh rumah sakit di seluruh Indonesia," kata Didik yang sebenarnya datang untuk periksa kesehatan.

Caroline, salah satu pasien yang menderita sakit infeksi saluran kemih, mengaku senang dan terhibur atas acara itu. "Acara ini bagus dan menarik. Saya bisa saling bertegur sapa dengan sesama pasien," kata Caroline, mahasiswi Jurusan Bimbingan Konseling Universitas Sanata Dharma.

"Kegiatan ini perlu terus diadakan karena kami terhibur," kata Winahyu, yang hadir menemani Sutiyah, ibundanya. Sutiyah sedang menjalani kemoterapi karena kanker tulang.

Healing Garden di RS Panti Rapih sudah dimulai sejak Juni 2011. Healing Garden diadakan setiap Sabtu pukul 08.30-10.00.

7 Hal Tak Terduga Penyebab Disfungsi Ereksi

AppId is over the quota

KOMPAS.com - Disfungsi ereksi atau ketidakmampuan mempertahankan ereksi seringkali dialami oleh pria karena berbagai faktor. Faktor usia merupakan  faktor utama bagi pria terkait risiko disfungsi ereksi. Menurut National Institutes of Health, sekitar 4 persen dari pria berusia 50  tahun telah mengalami disfungsi ereksi, sementara hampir 50 persen dari pria yang berusia 75 tahun pun mengalami hal yang serupa.

Namun selain faktor usia, ternyata ada beberapa faktor yang mungkin tidak terduga yang dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi. Berikut 7 faktornya:

1. Konsumsi obat untuk rambut rontok

Pengobatan untuk rambut rontok memiliki efek samping di antaranya disfungsi ereksi dan penurunan libido pada sebagian pria, demikian menurut sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Sexual Medicine. Sementara obat mungkin membantu dalam mengatasi rambut rontok, perubahan hormon juga dapat menentukan kemampuan untuk mencapai ereksi.

2. Penyakit gusi

Penyakit gusi dengan peradangan kronis dan infeksi meningkatkan risiko dari disfungsi ereksi, demikian menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal Sexual Medicine. Penyakit gusi merupakan indikator dari lemahnya kesehatan tubuh secara umum dan dapat dihubungkan juga pada peningkatan risiko penyakit jantung, dan faktor risiko untuk disfungsi ereksi, ujar para peneliti.

3. Istri Anda beteman dengan sahabat pria Anda

Sudah menjadi rahasia umum bahwa faktor psikologis  memiliki peran besar dalam performa seks Anda, namun ada sesuatu yang mungkin baru Anda ketahui: ketika istri Anda menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman pria Anda, mungkin itu akan jadi pemicu dari disfungsi ereksi bagi Anda, demikian menurut sebuah studi yang dimuat dalam American Journal of Sociology.

4. Bersepeda

Bersepeda dapat meningkatkan risiko dari disfungsi ereksi. Sebuah review artikel tahun 2005 yang dipublikasi dalam jurnal Sexual Medicine menemukan bahwa sebanyak 4 persen dari pesepeda yang menghabiskan waktu paling tidak tiga jam per minggu di atas sadel, menderita disfungsi ereksi tingkat moderat, semestara hanya 1 persen dari pelari yang mengalami hal yang serupa.

5. Diabetes

Menurut National Institute of Health, pria dengan penyakit diabetes memiliki kemungkinan dua pertiga lebih besar untuk mengalami disfungsi ereksi daripada pria tanpa diabetes. Gula darah yang tidak terkontrol dengan baik dapat merusak saraf dan pembuluh darah yang mengendalikan ereksi dan darah yang mengalir menuju penis.

6. Tekanan darah tinggi

Pembuluh darah dan aliran darah yang sehat merupakan syarat esensial untuk memperoleh dan mempertahankan ereksi. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah di dalam tubuh, sehingga mereka pun kehilangan elastisitasnya dan kurang mampu lagi untuk mengalirkan darah dengan volume yang sama dengan cepat, terutama ke arah penis saat ereksi.

7. Depresi

Depresi merupakan faktor yang sangat mempengaruhi disfungsi ereksi. Saat depresi, terjadi ketidakseimbangan komponen biokimia di dalam otak sehingga menyulitkan tubuh untuk mengalirkan darah ke penis saat ereksi.

Sunday, February 17, 2013

Alkohol Sebabkan 1 dari 30 Kematian Kanker

AppId is over the quota

Kompas.com - Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol terkait dengan setiap 1 dari 30 kematian akibat kanker di Amerika Serikat. Kaitan tersebut tampak nyata pada kasus kanker payudara.

Sekitar 15 persen kematian akibat kanker payudara diketahui terkait dengan konsumsi alkohol.

"Alkohol sebenarnya merupakan agen penyebab kanker tetapi tidak begitu kentara karena orang tak menyadarinya," kata Dr.David Nelson, direktur Cancer Prevention Fellowship Program.

Orang yang sering mengonsumsi alkohol beresiko tinggi terkena kanker. Meski begitu tidak ada batasan aman untuk menggunakan alkohol, termasuk orang yang minum dalam jumlah sedang yang selama ini dinilai bermanfaat untuk jantung.

"Sebaiknya orang yang memahami mereka beresiko kanker mulai mengurangi konsumsi alkoholnya. Makin sedikit, makin rendah risikonya," kata Nelson.

Untuk mengetahui kaitan antara minum alkohol dan kanker, Nelson dan timnya mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk survei nasional penggunaan alkohol.

Selain kanker payudara pada wanita, kanker mulut, tenggorokan dan esofagus adalah jenis kanker yang dikaitkan dengan konsumsi alkohol pada pria. Tiap tahunnya tercatat 6000 kematian akibat kanker tersebut.

Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa hobi menenggak alkohol adalah faktor risiko kanker mulut, tenggorokan, esofagus, liver, kolon, rektum, dan kanker payudara pada wanita.

Menurut para ahli dari the American Cancer Society, belum jelas sepenuhnya bagaimana alkohol meningkatkan risiko kanker.

Alkohol diyakini bertindak seperti zat kimia yang iritan pada sel sensitif dan memicu kerusakan DNA. Selain itu alkohol juga bertindak seperti pelarut untuk karsinogen lain, misalnya yang ditemukan dalam rokok, sehingga zat karsinogen itu bisa masuk sel lebih mudah.

Alkohol juga diduga memengaruhi hormon-hormon penting, seperti estrogen sehingga meningkatkan risiko kanker payudara.

"Jika Anda bukan peminum alkohol, jangan memulainya. Namun jika Anda adalah peminum, mulailah membatasi," katanya.

Meski alkohol terbukti terkait dengan kanker, namun tembakau masih menjadi faktor kuat dalam kematian kanker. Setiap tahunnya 100.000 kematian karena kanker dipicu oleh kebiasaan merokok.

Tidur Memakai Bra Membuat Payudara Kencang?

AppId is over the quota

KOMPAS.com — Payudara yang indah dan kencang menjadi dambaan banyak wanita. Seperti halnya bagian tubuh lain, payudara juga harus dirawat. Untuk mencegah "si bukit kembar" ini menjadi kendur, memakai bra saat tidur dianjurkan.

Menurut Arthur Perry, pakar bedah kosmetik, tidur tanpa memakai kutang adalah penyebab payudara kendur. "Kita memakai bra di siang hari untuk menopang payudara dan mencegah gravitasi. Lalu kita tidur 8 jam tanpa menggunakan bra. Padahal, grativasi terjadi setiap saat," katanya.

Dalam bahasa ilmiah, kendurnya bagian tubuh, terutama bagian bawah mata, disebut dengan ptosis. Penurunan ke bawah akibat grativasi akan membuat kulit di sekitar payudara meregang. Seiring dengan usia, kolagen kulit yang selama ini membuat payudara lebih elastis akan melemah sehingga sulit untuk membuat payudara kencang kembali.

Ukuran payudara juga berpengaruh. Makin besar ukuran payudara Anda, baik karena gen, implan, atau kehamilan, maka makin besar risikonya untuk kendur. Karena itu, mereka disarankan untuk tidur menggunakan penyangga payudara.

Penambahan volume yang cepat, misalnya berat badan naik, kehamilan, atau pemasangan implan, akan meningkatkan potensi kekenduran. Lapisan dermin di kulit akan menekan dan sobek untuk mengompensasi perubahan yang cepat. Kita menyebutnya sebagai stretch mark.

"Sebenarnya belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan tidur memakai bra berdampak negatif. Karena itu, tak ada salahnya tidur menggunakan bra yang nyaman dan tidak mengganggu sirkulasi darah," katanya.

Wednesday, January 16, 2013

Nenek Ini Melahirkan Dua "Cucu" Kembar

AppId is over the quota
Maria da Gloria (51) menjalani teknik IVF atau bayi tabung untuk membantu anaknya, Fernanda, yang tidak bisa mengandung anaknya sendiri.

KOMPAS.com Perempuan berusia 51 tahun asal Portugal melahirkan dua bayi hasil dari proses bayi tabung. Maria da Gloria menjalani teknik IVF atau bayi tabung untuk membantu anaknya, Fernanda, yang tidak bisa mengandung anaknya sendiri.

Da Gloria menganggap ini adalah "hadiah" yang dapat diberikan kepada Fernanda. Ia melahirkan dua bayi perempuan sehat secara caesar pada Senin (7/1/2013) lalu di Setor Aeroporto, Goiania. Ia melahirkan empat minggu lebih cepat dari yang seharusnya. Kedua bayi itu diberi nama Emmanuel dan Julia.

"Aku senang sekali," ujar Fernanda Medeiros (34), seperti dilansir Portuguese News.

Da Gloria, yang juga sudah menjadi ibu dari tiga anak, sebelumnya harus diberi suntikan hormon untuk kembali mengalami siklus menstruasi. Ia pun harus berpindah dari tempat tinggalnya di kota Santa Helena de Goias ke Goiania untuk melahirkan cucunya.

Fernanda kini menjalani perawatan untuk dapat menyusui anaknya. Ia berharap dengan menyusui sendiri anaknya, ia dapat membentuk ikatan batin antara dirinya dengan putrinya.

Fernanda sejak umur 13 tahun divonis tidak dapat punya anak karena rahimnya sudah diangkat akibat masalah kesehatan. "Pada waktu itu, saya sangat sedih karena saya selalu ingin menjadi seorang ibu," katanya.

Fernanda menikah pada usia 20 tahun dan kerap mencoba untuk mengadopsi anak, tetapi selalu ditolak. Pada tahun 2005 ia melihat sebuah program TV tentang seorang nenek yang melahirkan cucunya. Ia pun kemudian mengunjungi dokter dengan ibunya, tetapi dokter mengatakan hal ini terlalu berisiko karena usia Da Gloria.

Namun, mereka tidak menyerah. Mereka kembali mengunjungi dokter 6 tahun kemudian. Ternyata saat itu kondisi Da Gloria cukup sehat untuk hamil kembali. Teknik bayi tabung pertama sempat gagal, tetapi akhirnya berhasil untuk kali kedua.

Tuesday, January 15, 2013

Banyak Bayi Rewel Ditenangkan TV

AppId is over the quota

Kompas.com - Walau para pakar menyatakan bayi dan anak-anak sebaiknya jangan terlalu lama menonton televisi, tetapi cukup banyak ibu yang memilih tayangan TV untuk menenangkan bayinya yang sedang rewel.

Hasil penelitian menunjukkan, bayi-bayi yang aktif dan dianggap rewel oleh ibunya terpapar tayangan TV lebih banyak dibanding dengan bayi yang lebih anteng.

Banyak sedikitnya bayi menonton TV itu ternyata juga terkait dengan tingkat pendidikan ibunya. Para ibu yang berpendidikan rendah atau kegemukan cenderung membiarkan bayinya menonton TV lebih banyak.

Studi tersebut melibatkan 217 ibu berkulit hitam dan bayinya yang tinggal di wilayah North Carolina, AS. Tim peneliti mendatangi rumah para responden saat bayi berusia 3 bulan, kemudian riwayat kesehatan bayi diikuti sampai berusia 18 bulan.

Bayi berusia 3 bulan dalam penelitian itu rata-rata menonton TV 2,6 jam setiap hari. Di usia setahun, hampir 40 persen bayi menonton TV lebih dari 3 jam setiap hari. Bayi yang lebih rewel menonton lebih lama dibanding bayi yang anteng.

Penelitian sebelumnya menemukan bayi yang rewel beresiko tinggi obesitas di kemudian hari. "Ibu mereka memanfaatkan tayangan TV untuk menenangkan atau menghibur mereka," tulis peneliti dalam jurnal Pediatrics.

Terlalu banyak menonton TV di usia dini dikhawatirkan akan membentuk kebiasaan sehingga anak lebih jarang bergerak dan beresiko kegemukan. Efek samping buruk lainnya, perkembangan yang lebih lambat di usia prasekolah.

Alih-alih menggunakan tayangan TV, para peneliti menyarankan agar orangtua mencari strategi alternatif untuk menghibur bayi mereka.

The American Academy of Pediatrics menyarankan agar anak berusia kurang dari dua tahun dibatasi waktu menonton TV-nya karena sebanarnya manfaat pendidikannya lebih sedikit dan lebih banyak efek buruknya.

Inilah Cara Sel Punca Mengatasi Penyakit

AppId is over the quota

KOMPAS.com - Penasaran dengan mekanisme kerja sel punca mengobati berbagai penyakit? Feng Qi Rong, dokter sekaligus peneliti sel punca dari Modern Hospital Guang Zhou Cina memberikan penjelasannya Kamis (10/1/2013) di Jakarta.

Sel punca merupakan sel yang memiliki kemampuan membelah dengan cepat dan belum memiliki fungsi khusus. Sel ini dengan teknik tertentu dapat disisipkan ke dalam jaringan atau organ yang bermasalah untuk dapat "meniru" fungsi dari sel-sel di jaringan atau organ tadi, sehingga organ dapat menjalankan fungsinya dengan normal kembali.

Berikut adalah beberapa jenis penyakit yang dapat diobati dengan sel punca dan mekanismenya yang dipaparkan oleh Feng :

1. Diabetes

Penyakit diabetes yang disebabkan gagalnya pankreas memproduksi insulin dapat diobati dengan sel punca. Penyisipan sel punca di "pulau Langerhans" yang ada di pankreas akan meregenerasi sel-sel pankreas sehingga dapat kembali memproduksi insulin. Insulin yang dihasilkan pun menjadi lebih banyak dan berkualitas.

2. Penyakit liver

Biasanya, penyisipan sel punca untuk penyakit ini memerlukan jumlah yang banyak. Sel punca akan berdiferensiasi menjadi pembuluh-pembuluh darah baru yang dapat memperbaiki fungsi hati.

3. Penyakit sistem saraf

Sel punca akan berperan dalam memperbaharui sel-sel saraf, sehingga lebih baik dalam menghantarkan impuls. Perbaikan ini mengobati penyakit-penyakit saraf seperti Parkinson.

4. Penyakit autoimun

Sel punca akan menekan reproduksi dari sel T dan sel B sehingga akan menormalkan kerja sistem kekebalan tubuh.

5. Penyakit ginjal

Hampir sama dengan penyakit lainnya, sel punca akan berdiferensiasi menjadi sel-sel ginjal. Sehingga sel-sel ginjal yang telah lama dan tidak berfungsi lagi akan tergantikan oleh sel-sel baru ini sehingga fungsi ginjal normal kembali.

6. Penyakit kulit, seperti penyembuhan bekas luka

Sel punca akan menggantikan sel-sel kulit yang telah mati. Menurut Feng, pengobatan konvensional biasanya tidak optimal, sedangkan dengan sel punca akan lebih optimal.

7. Penyakit jantung

Sel-sel otot jantung yang sudah melemah fungsinya akan digantikan oleh sel punca. Selain itu sel punca juga akan menciptakan pembuluh darah baru sehingga aliran darah dari dan ke jantung pun kembali normal.

8. Penurunan berat badan

Obesitas disebabkan oleh tumpukan sel lemak. Sel punca akan meregenerasi sel-sel lemak, sehingga sel-sel lemak yang lama akan terbuang.

Nah, lalu dari mana sel punca yang begitu "ajaib" ini berasal? "Sel punca dapat diambil dari sumsum tulang, jaringan tali pusar, jaringan lemak, dan beberapa organ," ujar Feng.

Namun tidak selamanya sel punca dapat diambil dari tubuh orang yang menjalani terapi sel punca sendiri. "Jika penyakit pasien sudah parah, atau usianya sudah tua sebaiknya sel punca berasal dari donor," jelasnya.

Jika berasal dari orang lain, mungkinkah terjadi efek penolakan? Feng mengatakan, tidak perlu khawatir dengan efek penolakan.  Pada dasarnya sel punca dapat menginduksi toleransi kekebalan tubuh dan memiliki efek imunomodulator yang kuat, sehingga tidak akan terjadi reaksi penolakan. Namun biasanya para ahli medis tetap menguji coba terlebih dahulu sebelum menerapkannya ke tubuh pasien.

Sel Punca Bisa Jadi Solusi Beragam Penyakit

AppId is over the quota

KOMPAS.com - Sel punca atau stem cell adalah jenis sel di dalam tubuh yang sangat aktif membelah dan belum memiliki fungsi khusus. Sel punca dalam dunia kedokteran sebenarnya sudah mulai populer digunakan sejak tahun 1950-an. Namun karena masih terus diteliti dan dikembangkan, pengobatan dengan metode ini belum menjadi andalan terutama di Indonesia, meskipun sangat potensial.

Feng Qi Rong, dokter sekaligus peneliti sel punca dari Modern Hospital Guang Zhou China menyatakan penggunaan sel punca sudah mulai populer, terutama untuk kecantikan dan pengobatan. Menurutnya, sel punca dapat menjadi solusi bagi berbagai jenis penyakit, antara lain diabetes, penyakit liver, saraf, autoimun, ginjal, kulit, jantung, hingga melawan penuaan dan menurunkan berat badan.

"Sel punca adalah sel yang ajaib, ia dapat berubah menjadi sel apa saja, tergantung di mana ia disisipkan," katanya saat acara peluncuran Pusat Penelitian Stem Sel Modern Asia, Kamis (10/1/2013) di Jakarta. .

Sel punca memang sel yang belum mengalami diferensiasi atau belum terdiferensiasi sempurna. Itulah yang membuatnya bisa "beradaptasi" dengan jaringan yang ada di sekitarnya, sehingga akhirnya secara bentuk maupun fungsi menyerupai jaringan di sekitarnya.

Sel punca memiliki dua sumber, tergantung dari jenis apa yang akan diambil. Dua jenis sel punca yaitu sel punca embrionik yang diambil dari embrio dan sel punca dewasa biasanya diambil dari sumsum tulang, jaringan lemak, jaringan tali pusar, serta organ tertentu seperti liver.

Perbedaan dari kedua jenis sel punca ini adalah kemampuannya untuk berdiferensiasi. Sel punca embrionik memiliki kemampuan berdiferensiasi yang lebih beragam daripada sel punca dewasa, sehingga lebih fleksibel untuk disisipkan di berbagai jaringan dan organ.

Sedangkan sel punca dewasa terdiferensiasi dengan lebih spesifik. Prosedur penggunaan sel punca yang paling banyak digunakan adalah dengan transplantasi, yaitu dengan mengambil sel punca dari jaringan atau organ kemudian diinjeksikan melalui pembuluh arteri ke organ sasaran. Selama ini menurut Feng, belum banyak diungkap tentang risiko dari penggunaan sel punca untuk pengobatan.

Wang Rong Hua, yang juga rekan Feng di Modern Hospital juga mendukung pernyataan ini. "Risiko dari penggunaan sel punca hampir tidak ada. Hanya saja, ada yang hasilnya sangat minimal, sisanya hampir 95 persen berhasil," ujar Wang pada kesempatan yang sama.

Pengobatan dengan sel punca selain keberhasilannya yang cukup tinggi, tambah Feng, waktu pengobatan pun relatif singkat.

"Ada dua faktor yang mempengaruhi waktu pengobatan, tingkat keparahan pasien saat mulai menjalani pengobatan, dan lamanya sel punca berdiferensiasi, karena kemampuannya berbeda pada setiap pasien," ujarnya.

Monday, January 14, 2013

Kenali Gejala Alergi Cuaca Dingin

AppId is over the quota

Kompas.com - Alergi debu atau makanan adalah jenis alergi yang paling banyak diderita. Tetapi ternyata ada sebagian orang yang mengalami berbagai gejala alergi di musim dingin. Kenali apa saja gejalanya.

1. Urticaria

Udara dingin bisa memicu reaksi urticaria atau bercak-bercak kemerahan pada kulit, umumnya disertai rasa gatal. Bercak tersebut bisa muncul mendadak dan bersifat kambuhan jika terpapar udara atau air dingin. Untuk mencegahnya, tutupi seluruh bagian tubuh saat akan berada di luar ruangan atau konsumsi obat antihistamin selama Anda berada di daerah yang sangat dingin.

2. Bengkak

Gejala alergi lainnya adalah pembengkakan jaringan dalam tubuh yang disebut juga dengan cold-induced angiodema. Kondisi ini juga terkait dengan urticaria. Kondisi ini lebih berbahaya karena juga disertai dengan penurunan tekanan darah. Gejala ini juga bisa menjadi tanda adanya kondisi medis yang lebih serius.

3. Sindrom Raynauds

Pada beberapa orang, paparan udara dingin pada tangan dan kakinya bisa menyebabkan kontraksi pembuluh darah yang berat. Kondisi itu akan menyebabkan penurunan kadar oksigen pada area yang mengalami kontraksi sehingga kulit menjadi putih dan sakit. Ketika kulit dihangatkan, area yang terkena menjadi berwarna seperti pelangi, merah diikuti dengan biru. Jangan abaikan sindrom ini karena bisa menjadi tanda adanya gangguan sitem imun atau penyakit lupus.

4. Asma

Menghirup udara dingin juga bisa menyebabkan serangan asma muncul, yakni sesak napas dan pengerutan saluran napas. Udara dingin yang kering merupakan pemicu yang paling sering.

Untuk memastikan mulut dan hidung Anda tetap hangat, hiruplah udara yang hangat dengan cara menutup mulut dan hidung. Bawalah selalu inhaler saat berada di daerah dingin.

5. Hidung berair

Meski secara teknis ini bukanlah alergi, tetapi vasomotor rhinitis atau hidung berair mirip dengan gejala alergi. Gejala kondisi ini antara lain hidung terus berair, bersin, atau hidung tersumbat.

Ingin Hamil pada Usia Tua

AppId is over the quota

TANYA :

Prof, saya pria yang terlambat menikah. Begitu juga istri saya. Sekarang saya telah menikah masuk tahun ke 4. Sampai sekarang istri saya belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Sekarang usia istri saya 45 tahun. Sebelumnya saya pernah memeriksakan kesehatan reproduksi saya 2 kali. Yang pertama hasilnya terrazoospermia dan yang kedua hasilnya normal. Yang ingin saya tanyakan adalah ; 1. Apakah masih mungkin istri saya hamil? 2. Bagaimana terapi agar cepat hamil pada usia 45 tahun? 3. Selama saya berhubungan, istri saya sulit untuk orgasme. Apakah ada pengaruhnya terhadap kehamilan? 4. Apakah betul anak yang dilahirkan apabila orang tuanya terlalu tua berisiko cacat lahir? 5. Kalau alternatif terakhir bayi tabung, masihkah mungkin dengan usianya dan kira-kira besaran biayanya berapa? Saya mohon sarannya Prof . Sebelumnya terima kasih atas sarannya.

(Eyanks, 38, Tasikmalaya)

JAWAB :

Saya ingin informasikan bahwa dengan bertambahnya usia, kesuburan pasti berkurang, baik pada pria maupun perempuan. Dalam keadaan demikian maka kemungkinan terjadi kehamilan menjadi lebih sulit dibandngkan pada usia lebih muda. Pada usia muda pun, tidak dapat dipastikan kesuburan dalam keadaan normal. Masalahnya, ada banyak prnyebab yang dapat mengakibatkan gangguan kesuburan.

Jadi Anda dan istri harus mendapat pemeriksaan yang lengkap untuk mengetahui dengan pasti sejauh mana terjadi gangguan kesuburan pada diri Anda dan istri, dan apa penyebabnya. Sejauh mana pengobatan dapat memberikan hasil sangat tergantung pada sejauh mana kesuburan terganggu. Artinya pengobatan belum tentu berhasil.
Mengenai istri yang sulit orgasme, tampaknya tidak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kehamilan sepanjang kesuburan tidak terganggu dan hubungan seksual dilakukan pada saat subur.

Tentang risiko bayi mengalami kecacatan bila orang tuanya pada usia lanjut, ini didasarkan pada catatan di seluruh dunia. Karena itu dianjurkan tidak hamil pada usia lanjut. Mengenai bayi tabung, itu pilihan yang boleh dilakukan. Tetapi harus dimengertti bahwa bukan berarti kehamilan pasti terjadi. Keberhasilan teknologi bayi tabung hanya sekitar 25-30 persen. Mengenai biaya, silakan langsung tanyakan ke klinik atau Rumah Sakit yang melakukan.

Sunday, January 13, 2013

Permen Karet dengan "Xylitol" Mencegah Lubang Gigi?

AppId is over the quota

KOMPAS.com Bukan cuma enak, tapi juga melindungi gigi serta mencegah lubang pada gigi. Demikian klaim sebagian besar produk permen karet bebas gula. Namun, bisakah klaim tersebut dipercaya?

Cukup banyak produk yang memilih gula pengganti xylitol, pemanis alami yang dikenal bisa mencegah bakteri penyebab gigi berlubang. Pada praktiknya belum diketahui dengan pasti dampak gula pengganti tersebut pada kesehatan gigi.

Beberapa penelitian menunjukkan, meski permen karet bebas gula memang mencegah gigi berlubang, tetapi ternyata bukan disebabkan karena kandungan xylitol dalam produk tersebut. Malah, aktivitas mengunyah permen karet itulah yang sebenarnya mencegah lubang gigi.

Hal tersebut diperkuat lewat salah satu studi yang baru-baru ini dimuat dalam The Journal of the American Dental Association. Penelitian yang cukup besar itu melibatkan 691 orang dewasa yang direkrut dari klinik gigi di seluruh Amerika dalam kurun waktu tiga tahun.

Para partisipan secara acak dibagi dalam dua kelompok, yakni yang mengonsumsi xylitol lima kali dalam sehari, serta kelompok plasebo.

Secara nyata diketahui mereka yang mendapat xylitol secara statistik tidak mengalami penurunan risiko gigi berlubang. "Kami cukup terkejut dengan hasil ini karena kami menduga xylitol akan efektif," kata dr James D Bader dari Universitas North Carolina di Chapel Hill.

Meski xylitol kurang efektif, peningkatan aliran air liur akibat mengunyah permen karet diduga memiliki efek perlindungan bagi gigi. Air liur akan menghilangkan plak dan asam. Lagi pula, permen karet dengan xylitol dianggap lebih baik untuk gigi dibanding yang dibuat dengan sukrosa.

Virus Flu Burung Bisa Menular dari Itik ke Manusia

AppId is over the quota
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASAIlustrasi. Dalam satu bulan terakhir ini telah terjadi kematian itik hingga ribuan ekor yang disebabkan virus Avian Influenza (AI) atau flu burung.

Jakarta, Kompas - Flu burung yang menyerang itik bisa menular ke manusia. Virus itu sudah menjangkiti delapan orang di China, Hongkong, dan Banglades, tiga orang di antaranya meninggal. Kasus itu terjadi sejak tahun 2009. Meski demikian, penularan virus H5N1 subkelompok 2.3.2 ke manusia belum ditemukan di Indonesia.

”Angka kematian manusia di dunia akibat virus flu burung subkelompok 2.3.2 sebesar 37,5 persen,” kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama, di Jakarta, Rabu (9/1).

Tingkat kematian itu lebih rendah dibandingkan kematian manusia akibat virus H5N1 subkelompok 2.1.3 yang menyerang ayam. Kematian manusia akibat virus ini pada 2003-2012 mencapai 59 persen.

Ketua Panel Ahli Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis Amin Soebandrio mengatakan, penularan virus flu burung ke manusia ditentukan oleh keganasan virus, jumlah virus yang menginfeksi, serta kekebalan tubuh seseorang. ”Orang-orang yang terpapar virus dari sumber yang sama belum tentu semua terkena flu burung,” katanya.

Tjandra menambahkan, penularan virus dari hewan hingga menimbulkan sakit pada manusia juga ditentukan lamanya kontaminasi dengan virus, kebiasaan menjaga kebersihan diri, serta sanitasi lingkungan.

Gejala flu burung pada manusia, baik akibat virus subkelompok 2.3.2 maupun 2.1.3, sama. Gejalanya antara lain demam tinggi secara tiba-tiba, batuk, pilek, dan sesak napas.

Gejala awal, kata Amin, mirip penyakit lain akibat virus dan tidak spesifik. Karena itu, banyak dokter yang mendiagnosis gejala itu sebagai penyakit tifus atau demam berdarah dengue.

Kecurigaan adanya flu burung biasanya muncul jika pasien memiliki riwayat berhubungan dengan unggas. Namun, sejumlah kasus terakhir menunjukkan flu burung juga muncul pada orang yang riwayat kontaknya dengan unggas sulit ditelusuri. Karena itu, tim medis dan keluarga perlu mewaspadai gejala mirip tifus atau demam berdarah dengue terkait kemungkinan flu burung.

Untuk mencegah penularan virus flu burung ke manusia, Tjandra mengimbau masyarakat menghindari kontak langsung dengan itik atau produknya, terutama itik sakit. Jika terpaksa berhubungan, seperti peternak itik, usahakan menggunakan alat pelindung, seperti masker dan sarung tangan. Setelah menjamah itik atau produknya, cuci tangan dan baju dengan sabun.

Koordinator Unit Pengendali Penyakit Avian Influenza Pusat Kementerian Pertanian M Azhar menambahkan, unggas sebaiknya dikandangkan. Kandang harus terpisah dari rumah dan dibersihkan secara berkala. Selain itu, unggas yang berbeda jenis jangan dikandangkan bersama- sama untuk menghindari penularan virus ke unggas lain.

Meski demikian, Azhar meminta masyarakat tidak khawatir mengonsumsi daging dan telur itik. Virus akan mati apabila produk dimasak dengan suhu tinggi. Namun, bukan berarti masyarakat boleh memperdagangkan atau mengonsumsi itik yang sakit.

Itik sakit atau yang memiliki gejala terserang flu burung harus dimusnahkan dengan cara dibakar kemudian dikubur. Pemusnahan juga harus dilakukan pada itik lain di sekitar itik yang menderita flu burung. Teoretisnya pada itik dalam radius 1 kilometer.

Gejala itik terserang flu burung antara lain leher terputar, kejang, sulit berdiri, nafsu makan kurang, dan mata keputihan. Untuk itik petelur, produksi telurnya tiba-tiba menurun.

Menyebar

Sejak ditemukan pada Oktober 2012 hingga Selasa (8/1), virus flu burung subkelompok 2.3.2 telah menyebar di 69 kabupaten/kota di 11 provinsi. Virus itu sudah menyebabkan 242.000 itik mati di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Bali. Padahal, pada 26 Desember virus itu baru menewaskan 150.000 itik di 50 kabupaten/kota di sembilan provinsi.

Deputi Bidang Koordinasi Kesehatan, Kependudukan, dan Keluarga Berencana pada Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat Emil Agustiono mengatakan, buruknya kontrol lalu lintas perdagangan itik antardaerah dan antarpulau membuat flu burung pada itik cepat menyebar.

Petugas dinas perhubungan dan balai veteriner di daerah memiliki wewenang memeriksa unggas yang masuk ke suatu daerah. ”Jika pengawasan lalu lintas unggas bagus, harusnya tidak menyebar secepat ini,” katanya.

Azhar menambahkan, virus flu burung pada itik bisa berpindah ke unggas lain, seperti entok dan ayam kampung. Virus ditularkan melalui ingus dan kotoran itik. Virus ini bisa terbawa oleh udara dan air hingga menular ke mana-mana. Jika virus ini menular ke ternak ayam komersial, kerugian ekonominya dipastikan sangat tinggi.

Makin banyaknya variasi virus flu burung yang menyerang berbagai unggas, pemerintah dipastikan makin sulit mengendalikan. Terlebih lagi jika virus sudah menular ke manusia. Tak hanya merugikan ekonomi, kata Emil, hal ini bisa mengancam ketahanan negara. (MZW)

Saturday, January 12, 2013

Gangguan Mata yang Sering Dialami Anak

AppId is over the quota

KOMPAS.com - Mata yang sehat adalah modal yang sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Namun, indera penglihatan ini tak luput dari gangguan, termasuk pada anak-anak.

Kenali apa saja gangguan mata yang bisa dialami si kecil. Sebagian besar bisa dideteksi lewat pemeriksaan mata rutin di usia prasekolah.

- Amblyopia (mata malas)

"Mata malas" adalah gangguan penglihatan yang sering diderita anak. Kondisi ini sering tak disadari karena mata tampak normal. Gangguan ini sebaiknya diatasi sebelum anak usia sekolah.

Penyebab utama mata malas adalah perbedaan fokus antara salah satu mata yang sangat mencolok. Misalnya satu mata minus tinggi sedang mata lain normal. Jika tidak ditangani kondisi ini akan menyebabkan gangguan penglihatan permanen karena otak lambat laun mengabaikan sinyal dari mata yang mengalami refraksi.

- Strabismus (juling)

Strabismus adalah ketidaksamaan kedua bola mata melihat satu titik yang sama. Jika salah satu mata tampak sangat juling besar kemungkinan amblyopia juga terjadi di sana. Dengan deteksi dini, penglihatan bisa diperbaiki, baik dengan operasi atau kacamata khusus.

- Penyimpangan bias (refractive errors)

Kondisi ini akan menyebabkan gambar tampak buram. Penyimpangan bias juga bisa memicu amblyopia. Pada anak-anak yang paling sering adalah ketidakmampuan melihat objek yang jauh (myopia).

- Retinoblastoma

Ini merupakan tumor yang sering muncul pada tiga tahun pertama usia anak. Tumor ini akan menyebabkan kebutaan dan gejala putih di pupil.

- Infatil katarak

Pada bayi baru lahir bisa juga terjadi katarak yang akan menyebabkan penglihatannya tampak berkabut.

- Glaukoma kongenital

Kondisi tersebut sangat jarang dan biasanya diturunkan. Glaukoma kongenital terjadi karena perkembangan yang belum sempurna kanal air mata pada janin. Dengan pengobatan dan operasi gangguan tersebut bisa diatasi.

- Gangguan penglihatan lain yang membutuhkan penanganan segera adalah retinopati prematur yang dialami bayi yang lahir prematur.

Ginseng Sama Efektifnya dengan Viagra?

AppId is over the quota
Dengan senyawa antioksidannya, ginseng Korea juga populer ketika diseduh menjadi teh.

KOMPAS.com Ginseng, tanaman yang sudah lama digunakan oleh masyarakat sebagai afrodisiak atau pembangkit gairah seksual, ternyata juga dapat memperbaiki kehidupan cinta seorang pria. Demikian menurut studi para ilmuwan dari Korea Selatan.

Para peneliti dari negeri ginseng ini menemukan bahwa pria dengan disfungsi ereksi dapat terbantu setelah hanya dalam beberapa minggu meminum tablet ginseng. Hasil riset ini mendukung beberapa studi sebelumnya yang menyatakan bahwa ginseng dapat membantu mengatasi impotensi, setelah melakukan percobaan pada tikus.

Studi terbaru ini melibatkan lebih dari 100 pria yang didiagnosis menderita disfungsi ereksi. Meskipun sudah ada obat seperti Viagra, Cialis, dan Levitra yang telah menjadi andalan dalam pengobatan masalah ini selama sepuluh tahun terakhir, masih ada sekitar 30 persen dari pasien yang belum memperoleh hasil.

Biasanya jika obat-obat oral tidak mempan, maka orang akan beralih ke penyuntikan obat-obatan langsung ke penis, atau dengan menggunakan alat yang meningkatkan suplai darah ke organ tersebut.

Sementara obat herbal seperti ginseng disebut-sebut sebagai pengobatan alternatif, bukti untuk mendukung penggunaannya pun masih kurang. Meskipun demikian, ginseng merupakan tanaman yang sudah ribuan tahun dipercaya untuk meningkatkan kesehatan secara umum.

Akar ginseng mengandung beberapa zat aktif seperti ginsenosida dan panaxosida, yang diduga memiliki efek pengobatan. Peneliti dari Yonsei University College of Medicine di Seoul, Korea Selatan, membagi 119 pria dengan disfungsi ereksi ringan hingga moderat menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diminta untuk meminum tablet ginseng sebanyak empat tablet sehari, sedangkan lainnya meminum tablet tiruan.

Setelah delapan minggu, para peneliti menghitung perkembangan dengan sebuah skala yang disebut indeks disfungsi ereksi. Hasilnya, terlihat perbedaan kecil, tetapi signifikan, di antara dua kelompok tadi.

Para penulis studi yang dimuat dalam jurnal International Impotence Research ini pun mengatakan, "Ekstrak ginseng Korea meningkatkan seluruh aspek dari fungsi seksual sehingga dapat digunakan sebagai alternatif dalam meningkatkan kualitas kehidupan seksual pria."

Manfaat Joging 20 Menit Setiap Hari

AppId is over the quota

KOMPAS.com — Memiliki tubuh bugar dan sehat sebenarnya bisa diraih dengan cara sederhana. Sesuatu seperti joging selama 20 menit setiap hari bisa berdampak besar bagi kesehatan. Bahkan jika Anda sudah punya jadwal olahraga lain atau sudah merasa memiliki bentuk tubuh ideal, melakukan joging 20 menit setiap hari sama sekali tak ada ruginya.

Ketahui apa saja manfaat melakukan joging 20 menit setiap hari:

- Membakar lemak
Cara utama untuk mendapatkan bentuk perut berbuku enam adalah jika Anda bisa menghilangkan lemak tubuh sehingga bentuk perut lebih terlihat.

Joging merupakan jenis olahraga aerobik, ini berarti saat Anda melakukannya, tubuh akan memompa oksigen ke seluruh tubuh untuk membakar lemak dan mengubahnya menjadi energi. Joging 20 menit setiap hari juga akan membantu kita menghasilkan defisit kalori sehingga lemak cepat tersingkir.

- Mengurangi lelah
Pada tahun 2008, peneliti dari Universitas Georgia melakukan studi dan menemukan bahwa orang yang melakukan joging 20 menit tiga kali dalam sehari mengalami peningkatan level energi sampai 65 persen.

- Menyehatkan jantung
Joging sering disebut olahraga kardiovaskular karena meningkatkan detak jantung dan mendorong paru-paru bekerja dengan kapasitas tertingginya. Joging juga akan menguatkan seluruh otot tubuh. Latihan ini juga akan mengurangi risiko penyakit jantung, menurunkan tekanan darah dan kolesterol, bahkan mencegah diabetes.

- Membuat gembira
Mereka yang rutin melakukan joging 20 menit setiap hari bukan cuma lebih sehat, melainkan juga lebih gembira. Peningatan energi yang dirasakan juga akan membuat Anda lebih percaya diri. Rutin berolahraga juga memicu otak melepaskan hormon antistres.

Friday, January 11, 2013

10 Tindakan Medis Berlebihan dalam Dunia Kesehatan

AppId is over the quota

KOMPAS.com - Penanganan gangguan kesehatan pada seseorang yang dilakukan seorang klinisi atau dokter tidak semudah yang dibayangkan. Untuk menentukan tindakan medis, baik pemberian obat atau tindakan operasi, harus membutuhkan kecermatan dalam menegakkan diagnosis dan memastikan dengan kesesuaian indikasi tindakan medis yang harus dilakukan.

Fenomena ini tampaknya bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi di belahan dunia lainnya. Seringkali, terjadi intervensi berlebihan dan tidak sesuai indikasi tepat baik dalam pengobatan ataupun tindakan operasi pada pasien.  Hal ini bukan hanya dilakukan dokter, tetapi sering pula terjadi karena desakan pasien.

Tidak disadari bahwa tindakan atau intervensi medis yang berlebihan dan tidak sesuai indikasi itu dapat berdampak merugikan bagi penderita mulai dari yang ringan sampai risiko mengancam jiwa. Intervensi medis berlebihan dan tidak sesuai indikasiyang paling sering adalah pemberian antibiotika, operasi amandel, rawat inap rumah sakit, operasi usus buntu dan operasi sectio caesaria. Intervensi medis berlebihan lainnya adalah pemberian obat dan vitamin berlebihan, operasi tidak sesuai indikasi atau tindakan operasi dalam keadaan kondisi penderita prognosisnya sangat buruk dan memang sudah ada tidak ada harapan untuk sembuh.

Berikut ini adalah 5 intervensi medis berlebihan dalam dunia kesehatan indonesia :

1. Pemberian antibiotika

Menurut penelitian US National Ambulatory Medical Care Survey pada tahun 1989, setiap tahun sekitar 84 persen setiap tahun setiap anak mendapatkan antibiotika. Hasil lainnya didapatkan 47,9 persen resep pada anak usia 0-4 tahun terdapat antibiotika. Angka tersebut menurut perhitungan banyak ahli sebenarnya sudah cukup mencemaskan.

Dalam tahun yang sama, juga ditemukan resistensi kuman yang cukup tinggi karena pemakaian antibiotika berlebihan tersebut. Di Indonesia, belum ada data resmi tentang penggunaan antibiotika. Sehingga banyak pihak saat ini tidak khawatir dan sepertinya tidak bermasalah. Tetapi berdasarkan tingkat pendidikan atau pengetahuan masyarakat serta fakta yang ditemui sehari-hari, tampaknya pemakaian antibiotika di Indonesia jauh banyak dan lebih mencemaskan. Indikasi yang tepat dan benar dalam pemberian antibiotika pada anak adalah bila penyebab infeksi tersebut adalah bakteri.

Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) indikasi pemberian antibiotika adalah bila batuk dan pilek yang berkelanjutan selama lebih 10 - 14 hari.yang terjadi sepanjang hari (bukan hanya pada malam hari dan pagi hari). Batuk malam dan pagi hari biasanya berkaitan dengan alergi atau bukan lagi dalam fase infeksi dan tidak perlu antibiotika. Indikasi lain bila terdapat gejala infeksi sinusitis akut yang berat seperti panas > 39 derajat celcius dengan cairan hidung purulen, nyeri, pembengkakan sekitar mata dan wajah.

Indikasi lainnya adalah radang tenggorokan karena infeksi kuman streptokokus. Penyakit ini pada umumnya menyerang anak berusia 7 tahun atau lebih. Pada anak usia 4 tahun hanya 15 persen yang mengalami radang tenggorokan karena kuman ini. Penyakit yang lain yang harus mendapatkan antibiotika adalah infeksi saluran kemih dan penyakit tifus. Sebagian besar kasus penyakit pada anak yang berobat jalan penyebabnya adalah virus. Dengan kata lain seharusnya kemungkinan penggunaan antibiotika yang benar tidak besar atau mungkin hanya sekitar 10 - 15 persen penderita anak. Penyakit virus adalah penyakit yang termasuk "self limiting disease" atau penyakit yang sembuh sendiri dalam waktu 5 - 7 hari.

Sebagian besar penyakit infeksi diare, batuk, pilek dan panas penyebabnya adalah virus. Rekomendasi dan kampanye penyuluhan ke orangtua dan dokter yang telah dilakukan oleh kerjasama CDC dan AAP (American Academy of Pediatrics) memberikan pengertian yang benar tentang penggunaan antibiotika. Pilek, panas dan batuk adalah gejala dari infeksi pernapasan atas yang disebabkan virus. Perubahan warna dahak dan ingus berubah menjadi kental kuning, berlendir dan kehijauan adalah merupakan perjalanan klinis Infeksi Saluran Napas Atas karena virus, bukan merupakan indikasi antibiotika. Pemberian antibiotika tidak akan memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah infeksi tumpangan bakteri

2. Rawat inap rumah sakit

Seringkali seorang anak demam tinggi atau anak dengan kejang tetapi keadaan umumnya masih baik langsung diadviskan rawat inap di rumah sakit. Mungkin saja, indikasi rawat inap di rumah sakit kasus tersebut sudah tepat. Tetapi sebaliknya, banyak kasus yang seharus yang tidak memerlukan rawat inap dipaksakan masuk rumah sakit. Kadangkala tindakan berlebihan ini bukan hanya dilakukan dokter, tetapi juga dilakukan orangtua. Karena kecemasan yang berlebihan anak sakit demam tinggi sedikit atau muntah beberapa kali sudah memaksa dokter untuk dilakukan rawat inap.

Beberapa institusi sudah mengeluarkan rekomendasi indikasi kapan harus melakukan rawat inap bagi berbagai kasus penyakit. Tetapi batasan dan kriteria tersebut pada umumnya masih sangat luas dan menimbulkan berbagai interpretasi dan perdebatan. Dampak rawat inap yang tidak sesuai indikasi selain menghamburkan biaya yang besar juga berisiko mendapatkan infeksi nosokomial atau infeksi baru yang tertular di rumah sakit. Pada umumnya justru infeksi nosokomial lebih ganas kumannya daripada infeksi di luar rumah sakit.

3. Operasi amandel tonsilektomi

Operasi amandel atau tonsilektomi adalah tindakan yang paling sering dilakukan sepanjang asejarah operasi. Kontroversi tonsilektomi paling banyak dilaporkan dibandingkan operasi manapun. Tonsilektomi bila sesuai indikasi sangat perlu dan harus dilakukan. Tetapi, ternyata banyak kasus operasi amandel tidak sesuai indikasi. Seringkali orangtua bingung dalam menghadapi anak yang diadviskan untuk operasi amandel atau tonsilektomi. Bingung karena seringkali terjadi perbedaan pendapat antara beberapa dokter.

Pendapat dokter tertentu mengadviskan untuk menunda operasi karena berbagai alasan medis seperti masih belum ada indikasi mutlak. Tetapi sebaliknya, pendapat dokter tertentu untuk segera melakukan operasi amandel segera karena berbagai alasan medis yang lain.

Sebenarnya indkasi harus operasi menurut American Academy of Otolaringology Headneck Surgery (AAO) hanya 3 yaitu (1) Tonsil (amandel) yang besar hingga mengakibatkan gangguan pernafasan, nyeri telan yang berat, gangguan tidur atau sudah terjadi komplikasi penyakit-penyakit kardiopulmonal. (2) Abses peritonsiler (Peritonsillar abscess) yang tidak menunjukkan perbaikan dengan pengobatan. Dan pembesaran tonsil yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan wajah atau mulut yang terdokumentasi oleh dokter gigi bedah mulut.
(3) Tonsillitis yang dan mengakibatkan kejang demam.
(4) Tonsil yang diperkirakan memerlukan biopsi jaringan untuk menentukan gambaran patologis jaringan.

Indikasi relatif artinya dioperasi lebih baik tidak diporasi tidak masalah. Indikasinya adalah (1) Tonsilitis 3 kali atau lebih dalam satu tahun dan tidak menunjukkan respon sesuai harapan dengan pengobatan medikamentosa yang memadai. (2) Bau mulut atau bau nafas tak sedap yang menetap pada Tonsilitis kronis yang tidak menunjukkan perbaikan dengan pengobatan. (3) Tonsilitis kronis atau Tonsilitis berulang yang diduga sebagai carrier kuman Streptokokus yang tidak menunjukkan repon positif terhadap pengobatan dengan antibiotika. (4) Pembesaran tonsil di salah satu sisi (unilateral) yang dicurigai berhubungan dengan keganasan (neoplastik).

Alasan yang tidak benar yang dijadikan indikasi operasi seperti (1)Bila tidak operasi kecerdasan menurun. (2) Bila tidak dioperasi mengakibatkan sakit jantung dan sakit paru-paru. (3) Bila tidak di operasi maka oksigen ke otak berkurang anak jadi kurang konsentrasi dan kurang cerdas. (4) Atau indikasi operasi tidak benar lainnya karena gangguan pertumbuhan berat badan, kesullitan makan, gangguan bicara, gangguan tidur, bau mulut, enuresis (mengompol).

4. Operasi usus buntu

Penelitian di University of Washington menunjukkan, 16 persen operasi pemotongan usus buntu dilakukan pada pasien yang sebetulnya tidak membutuhkan. Radang usus buntu atau apendisitis memang berbahaya sehingga pada umumnya dokter tidak mau ambil risiko dan memilih secepatnya memotong bagian tubuh yang memang tidak jelas fungsinya tersebut.

Radang usus buntu bisa dikenali dengan pemeriksaan penunjang berupa USG, atau CT scan dan jumlah sel darah putih yang melampaui 10.000/mcL. Keluhan nyeri perut yang hebat sering didiagnosis usus buntu, padahal nyeri perut juga bisa terjadi pada berbagai kasus. Kadang overdiagnosis usus buntu sering terjadi karena gejala yang terjadi hampir sama kualitas nyeri dan lokasinya dengan gangguan lainnya. Kesalahan diagnosis usus buntu sering terjadi pada penderita alergi atau asma yang sebelumnya mempunyai riwayat kolik saat bayi, sering rewel saat usia di bawah usia 3 bulan atau nyeri perut berulang. Nyeri perut akan timbul pada pasien tersebut apabila terkena infeksi virus yang menyerang tubuh.

5. Operasi sectio

Operasi Sectio Caesaria tanpa indikasi termasuk intervensi medis yang paling sering. Berdasarkan survei global WHO yang dilakukan di 9 negara Asia pada tahun 2007 dan 2008, mencangkup Kamboja, China, Nepal, Filipina, Srilangka, Thailand, dan Vietnam. China menunjukan angka sectio caesarea tertinggi yaitu 46,2 persen dan mempunyai tindakan operasi tanpa indikasi terbesar yaitu 11,7 persen sedangkan Vietnam dengan angka 1 persen.

Penelitian yang pernah dilakukan di Jakarta pada tahun 2009 menunjukkan bahwa tindakan operasi tanpa indikasi pernah dilaporkan sebesar 13,9 persen. Dibanding persalinan vaginal spontan, maka persalinan operatif secara bermakna menyebabkan kematian maternal lebih tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat mortalitas maupun morbiditas maternal pada perempuan yang menjalani sectio caesarea tanpa indikasi.

Setiap tindakan operatif meningkatkan mortalitas maternal dan indeks morbiditas seperti transfusi darah, histerektomi (pengangkatan rahim), iligasi arteri iliaka interna, kematian, atau perawatan ICU jauh lebih besar dibanding persalinan spontan. Peningkatan ini terutama disebabkan tingginya perawatan ICU dan transfusi darah. Tidak ada kesalahan jika melakukan intervensi medik dengan adanya indikasi yang jelas, Tetapi jika masih menganggap bahwa operasi Caesar merupakan tindakan yang tidak berbahaya, maka masyarakat perlu disadarkan dengan bukti-bukti ini.

Dampak dan pencegahan

Kontroversi tentang intervensi berlebihan tindakan medis ini wajar terjadi dalam setiap keputusan dan tindakan dokter. Seringkali terjadi perbedaan pendapat karena setiap kasus berlatar belakang kondisi yang berbeda. Dalam melakukan tindakan medis, dokter harus selalu memakai indikasi medis dengan rujukan evidance base medicine (kejadian ilmiah berbasis bukti atau berdasar penelitian), kondisi pasien dan kepentingan pasien.

Menjadi tidak wajar apabila dalam tindakan medis bukan demi kepentingan pasien tetapi demi kepentingan individu, kepentingan rumah sakit atau kepentingan tertentu lainnya. Selain itu, intervensi medis berlebihan ini juga dapat disebabkan permintaan pasien meski tanpa indikasi dokter tetap melakukannya.

Seringkali kecemasan pasien yang berlebihan memaksa dokter untuk melakukan tindakan medis berlebihan bagi dirinya. Bila hal ini terjadi, sebaiknya dokter harus memberikan edukasi dampak buruk intervensi medis yang tidak sesuai indikasi. Bukannya malah meluluskan permintaan pasien padahal sudah mengetahui risiko dampakburuk yang bisa terjadi.

Dampak buruk pada intervensi medis yang berlebihan dan tidak sesuai indikasi ini dapat mengakibatkan kerugian atau pemborosan biaya yang luar biasa banyak. Dampak buruk lainnya adalah mengakibatkan morbiditas atau gangguan kesehatan baru lainnya yang sangat mengangggu. Bahkan, dampak buruk lainnya dapat meningktkan risiko mortalitas atau ancaman jiwa. Pencegahan terbaik agar tak terjadi intervensi medis yang berlebihan dan tidak sesuai indikasi adalah melakukan indikasi yang tepat saat akan melakukan intervensi medis. Bila berisiko mengalami intervensi berlebihan dan tak sesuai indikasi, sebaiknya penderita melakukan second opinion atau pendapat kedua kepada dokter lainnya.

Tuberkolusis yang Merenggut Nyawa

AppId is over the quota

KOMPAS.com - Suara ketukan pintu yang terdengar keras di rumah dinas membuyarkan konsentrasi ibadah shalat Maghrib saya kala itu.

"Dok…tolong pasien perdarahan gawat," teriak petugas Puskesmas pada rakaat kedua.

Saya pun segera menyelesaikan raka'at sisa, dan meluncur ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Puskesmas Tosari.

Benar saja, seorang wanita usia paruh baya sudah terbaring tidak berdaya dengan darah berlumuran di wajahnya. Bahkan lantai IGD sudah bersimbah darah. Kali ini, kasusnya bukan karena kecelakaan. Saya sempat diam dan terkejut memadangi wajah wanita tersebut.

“Lho bukannya ini ibu yang tadi siang?”, tanya saya ingin memastikan.

Dan ternyata benar. Ibu Mawar, sebut saja begitu, memang pasien yang tadi siang baik-baik saja. Ia datang berobat ke Puskesmas hanya karena mengeluh perutnya sakit dan memang jadwalnya suntik KB. Namun, karena mencurigai berat badannya yang makin menurun dan bayinya pernah diobati Tuberkulosis (TB), maka kami memeriksa dahaknya dan ternyata hasilnya positif. Ya…Ibu Mawar menderita TB yang lebih dikenal masyarakat awam sebagai flek paru-paru.

TB mengancam jiwa

Ibu Mawar datang dengan batuk darah hebat, sangat hebat malah untuk fenomena sebuah batuk darah. Saya beserta tim bahkan harus langsung melakukan pijat jantung karena nadinya nyaris tak teraba. Tidak tanggung-tanggung, selama dilakukan pertolongan, darah masih saja mengucur deras dari hidung dan mulut pasien yang sudah tidak sadarkan diri. Jumlahnya pun fantastis hingga satu liter darah merah segar tidak henti mengalir.

Selain pijat jantung, pertolongan melalui obat-obatan kegawatdaruratan bahkan hingga enam botol infus ukuran setengah liter pun diberikan. Sayang, masih belum mampu membuat nadina teraba kuat. Hingga akhirnya pertolongan maksimal selama dua jam belum mampu menyelamatkan nyawanya.

Sebegitu bahaya kah TB hingga berujung pada kematian? Iya! Bakteri TB yang tidak segera diobati akan terus bersemayam di dalam paru-paru manusia hingga akhirnya hanya menunggu waktu saja. Mycobacterium tubercuosis akan menggerogoti paru-paru hingga dapat menyebar ke bagian lain seperti tulang (Lihat kisah TBC Tulang Si Rendi di Kumuhnya Jakarta).

Ketika batuk terlalu keras, maka pembuluh darah yang mulai rapuh akibat serangan bakteri TB di paru-paru akan pecah. Jika pembuluh darah di saluran napas besar yang pecah, maka sangat membahayakan. Perdarahan hebat akan terjadi mirip seperti muntah darah. Perdarahan merah segar tanpa bercampur nasi merupakan ciri khas perdarahan dari saluran napas. Ibu Mawar salah satu korbannya. Sama seperti mimisan dimana permbuluh darah di hidung pecah dan terus mengalir deras, pecahnya pembuluh darah di saluran napas akan begitu pula.

Keluarnya darah berlebihan dari dalam tubuh akan membuat keseimbangan cairan di dalam tubuh goyang. Jika darah yang keluar lebih dari satu liter, maka tubuh akan drop hingga tidak sadarkan diri. Hal ini tentunya akan mengganggu kerja jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jika kehilangan banyak darah maka darah yang masuk ke berbagai organ tubuh pun berkurang. Kematian organ-organ tubuhpun terjadi secara cepat hanya karena hal sepele, batuk darah.

TB dapat diobati

Kasus yang menimpa Ibu Mawar ini terjadi ketika saya mengabdi sebagai Pencerah Nusantara di Desa Tosari, lereng Bromo. Harusnya TB tidak sampai menyebabkan kematian jika dapat diketahui lebih awal dan diobati. Hal ini jelas terlihat dari anak ketiga Ibu Mawar yang saat ini berusia dua tahun dan pernah menjalani pengobatan TB. Jika ada satu anak kecil ketahuan menderita TB, artinya ada orang dewasa di sekitarnya yang menjadi sumber penularan.

Untuk balita, biasanya ibu akan ditanyakan terlebih dahulu karena berpeluang menjadi sumber penularan. Sayangnya, disini terputus informasi sehingga Ibu Mawar tidak pernah tahu bahwa dirinya menderita TB sama seperti putri bungsunya. Padahal, setiap harinya ia menderita batuk namun tidak pernah berobat ke tenaga kesehatan lantaran menganggap dirinya sehat.

Kurangnya kepekaan terhadap TB ini dipengaruhi oleh buruknya pengetahuan tentang TB juga  di masyakarat. Batuk bertahun-tahun yang Ibu Mawar rasakan walau belum sampai mengeluarkan batuk darah selama ini hanya dianggap batuk biasa. Padahal, penting untuk memeriksakan diri terhadap ada tidaknya TB jika batuk dalam tiga minggu tidak ada perubahan.

Selain batuk berkepanjangan maupun batuk berdarah, TB dapat diamati dari penurunan berat badan dimana penderita tidak dalam upaya diet tertentu. Namun, di beberapa daerah dimana mayoritas masyarakatnya perokok baik aktif maupun pasif, lagi-lagi ciri batuk mengarah pada TB ini sulit diamati karena warga akan dengan mudah berkata “Ah…ini paling hanya batuk biasa lantaran saya sedang banyak merokok”.

Oleh karenanya, saya tidak bosan mengimbau untuk lebih peduli  terhadap orang-orang di sekitar kita. Jika menemukan ciri-ciri seperti berikut, ajaklah mereka ke tenaga kesehatan untuk diperiksa dahaknya :

- Batuk berkepanjangan lebih dari 3 minggu tidak sembuh-sembuh

- Batuk berulang-ulang (mudah batuk)

- Batuk hingga mengeluarkan darah

- Berat badan turun (biasanya 10 persen dari BB semula dalam sebulan)

- Ada keluarga/tetangga yang pernah menderita TB/sedang mendapatkan pengobatan TB

Bagaimana pun cara menentukan ada tidaknya TB hanya dapat dilakukan di pusat pelayanan kesehatan, salah satunya Puskesmas sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan. Tak perlu ragu berkunjung ke Puskesmas untuk memeriksakan diri. Tidak perlu takut pula karena pengobatan TB ditanggung sepenuhnya oleh negara alias gratis. Tentu hal ini penting karena pengobatan TB bukan hanya sehari dua hari minum obat tetapi harus teratur minimal enam bulan.

Keluarga berperan penting

keluarga juga memegang peranan penting menjadi Pengawas Minum Obat (PMO) mengingat pasien TB harus minum obat teratur dan tidak boleh terputus obat walau hanya sehari sekali pun. Hal ini dikarenakan Mycobacterium tubercolosis merupakan bakteri jenis tahan asam yang mempunyai daya bertahan cukup kuat di dalam tubuh manusia sehingga dia dapat tidur sementara dan kembali tumbuh ketika daya tubuh kita melemah.

Karenanya, melawan bakteri TB dibutuhkan kombinasi obat-obatan bukan hanya satu melainkan minimal tiga obat. Keseluruhannya harus diminum secara teratur agar bakteri terbunuh maksimal dan tidak muncul kembali. Matinya bakteri ini akan menguntungkan karena pasien tidak lagi menjadi sumber penularan bagi orang lain.

Mudah menular tapi mudah dicegah

Bakteri TB memang sangat mudah ditularkan karena hanya melalui udara saja. Batuk/bersin yang tidak ditutup dengan mudah menjadi cara menularkan bakteri ini ke orang lain. Bahkan tidak jarang, kita merasa badan sehat-sehat saja padahal sudah menyimpan bakteri TB yang sedang tidur. Oleh karenanya, tidak berlebihan jika satu orang dewasa dengan TB dapat membunuh seribu anak.

TB sangat mudah diderita oleh anak. Tapi jangan khawatir, makanan bergizi dan juga kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar dapat mencegah penularan TB. Caranya mudah, temukan gejala-gejala TB dan obati orang yang anda duga menderita TB agar sehat dan tidak menularkan penyakitnya lagi, baik sengaja maupun tidak.

Selain itu, lindungi bayi anda dengan memberikan imunisasi BCG. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi dan gaya hidup sehat tidak merokok juga akan menjauhkan anda dari tertularnya TB.

Thursday, January 10, 2013

Batu Empedu, Bersembunyi di Balik Perut Buncit

AppId is over the quota

KOMPAS.com - Perut buncit ternyata tidak hanya berhubungan dengan risiko diabetes, jantung, hipertensi, stroke, mendengkur. Tetapi, dibalik perut yang gendut dan lemak yang tebal ada kemungkinan bersembunyinya batu empedu.  Risiko batu empedu pada pemilik perut buncit lebih besar dibandingkan perut yang flat, berat badan normal. Pada wanita  gemuk usia 40 tahun ke atas yang dikenal dengan singkatan,  "3 F" , Female, Fat, dan Fourty, kemungkinan bersarangnya batu empedu ini lebih besar lagi.

Sehubungan dengan itu, suatu pagi di ruang poli penyakit dalam, saya menemukan satu kasus yang khas dengan 3 F ini.  Pasien, seorang wanita, umur 42 Tahun, gemuk sekali mengeluh nyeri pada perut bagian atas di bawah tulang iga kanannya. Nyeri menjalar ke punggung belakang. Di samping rasa nyeri pasien ini juga mengeluh mual, muntah, panas dan mata kuning. Pada pemeriksaan fisik saya lihat mata kuning sekali, kulit badan juga demikian. Waktu saya tekan di daerah posisi empedunya, pasien mengeluh nyeri sekali.

"Sakit apa saya dok?"  Tiba-tiba pasien bertanya seperti ketakutan.

"Kemungkinan batu empedu yang mengalami komplikasi infeksi pada kandung empedu Ibu", jawab saya.

Melihat gejala dan pemeriksaan fisik dan penampilan pasien ini, rasanya saya yakin sekali dengan perkiraan saya itu.

Pemeriksaan USG memang menunujukkan demikian, ada batu di kantong empedu dan salurannya yang cukup besar.

"Mengapa bisa ya dok, ada  batu di sana?" tanya pasien lagi.

"Tidak pasti juga penyebabnya, tetapi kegemukan seperti Ibu ini bisa merupakan salah satu faktor risiko penting terbentuknya  batu tersebut," jawab saya .

Batu empedu, sesuai namanya, adalah batu dalam kandung atau saluran empedu yang terutama dibentuk oleh kolesterol yang ada dalam cairan empedu. Bila produksi kolesterol ini berlebihan seperti pada orang yang gemuk, dan penyerapannya tidak seimbang, maka kemungkinan pembentukan batu empedu ini semakin besar.

Obesitas memang memang merupakan faktor risiko utama batu empedu, apalagi pada wanita. Wanita pada umur 20-60 mempunyai risiko dua kali lebih besar menderita batu empedu dibanding pria. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikan berat badan sedikit saja dapat meningkatkan risiko seseorang untuk berkembangnya batu empedu ini.

Seiring meningkatnya kejadian obesitas pada anak-anak dan remaja, risiko mereka terkena batu empedu juga semakin besar. Suatu  penelitian yang melihat kejadian batu empedu pada anak umur 10-19 tahun di California menunjukkan bahwa anak-anak wanita  yang sangat gemuk mempunyai risiko delapan kali terkena batu empedu ini dibandingkan dengan kelompok temanya dengan berat badan normal.

Dan, mereka yang overweight mempunyai risiko terkena batu empedu dua kali lebih besar dibanding mereka yang memiliki berat badan normal. Risiko meningkat lagi pada mereka yang obes. Oleh karena itu, bangga, dan membiarkan anak-anak Anda gemuk sama saja dengan menabur bibit batu dalam kandung empedunya. Bila suatu saat membesar, dan mengalami komplikasi, tindakan operasi sering diperlukan.

Pasien dengan batu empedu sering tidak menampakkan gejala, bahkan sebagian besar mereka tidak mengetahui bahwa ada batu bersembunyi dalam empedunya. Mual, muntah, kembung, dan perasaan tidak enak terutama setelah mengonsusmsi makanan berlemak, dapat dijumpai. Bila terjadi komplikasi seperti infeksi, penyumbatan saluran empedu, nyeri yang diakibatkannya dapat sakit sekali, menyerupai serangan kolik. Gejala akibat obstruksi saluran empedu dapat serupa dengan hepatitis,  mata, kulit kuning bisa juga terjadi.

Kemudian, karena faktor risiko utama batu empedu adalah kegemukan. Maka, upaya mencegah, menurunkan berat badan adalah penting sekali. Diet, olahraga bisa membantu. Mengurangi konsumsi daging merah, apalagi yang banyak mengandung lemak sangat dianjurkan. Tetapi penurunan berat badan yang cepat, kemudian naik lagi, dikenal dengan diet yo-yo, malah dapat meningkatkan risiko Anda terkena batu empedu.

Jadi, bila Anda gemuk, apalagi seorang wanita, usia lebih dari 40 tahun, Anda harus hati-hati, pemeriksaan untuk memastikan  ada tidaknya batu empedu itu lebih baik dilakukan. jangan menunggu komplikasi dulu baru Anda ke dokter.  Pencegahan terbaik adalah mempertahankan berat badan normal, olahraga, mengurangi daging merah terutama yang banyak mengandung lemak..

Rumah Sakit Rawan Infeksi

AppId is over the quota

KOMPAS.com - Sebagai tempat perawatan orang sakit, rumah sakit menjadi tempat berkembang biaknya kuman dan rawan terjadinya penularan infeksi. Dalam bahasa medis, infeksi itu disebut dengan infeksi nosokomial.

Infeksi nosokomial bisa terjadi dari penularan pasien ke pasien lain, dari pasien ke pengunjung atau keluarga, atau dari petugas ke pasien. Transfer mikroba bisa didapat petugas saat melaksanakan tindakan atau perawatan pasien.

"Penularan juga bisa terjadi melalui udara, misalnya saat bersin, batuk, berbicara. Kontak jarak dekat antara 60cm- 1m bisa mempermudah transmisi ini," kata Ketua Himpunan Perawat Pengendalian Infeksi Indonesia Costy Pandjaitan, dalam acara jumpa pers simposium pencegahan infeksi nokosimal yang diadakan Unilever dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) di Jakarta, Kamis (10/1/13).

Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), infeksi nosokomial merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Infeksi ini menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di dunia. Di Indonesia, dalam penelitian di 11 rumah sakit di Jakarta pada tahun 2004 menunjukkan 9,8 persen pasien rawat inap mendapat infeksi nosokomial.

Saat ini, angka kejadian infeksi nosokomial telah dijadikan tolak ukur mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia. Menurut Robert Imam Sutedja, Ketua Kompartemen Umum dan Humas PERSI, izin rumah sakit dapat dicabut apabila angka kejadian infeksi tersebut tinggi.

Infeksi nokosomial dapat dicegah dengan selalu menjaga kebersihan tangan melalui cuci tangan dengan sabun antikuman. Cuci tangan memakai sabun wajib dilakukan petugas medis sebelum dan setelah menangani pasien.

"Larangan besuk bagi anak berusia di bawah 12 tahun sebenarnya juga untuk mencegah mereka terkena infeksi karena daya tahan tubuhnya masih rendah," kata Robert.