Wednesday, February 20, 2013

7 Cara Agar Terbiasa Bangun Pagi

AppId is over the quota

KOMPAS.com - Sulit membiasakan diri bangun pagi karena kerap punya kebiasaan begadang atau terjaga sepanjang malam menjadikan Anda dijuluki "orang malam" atau "night owl". Hal ini menjadi masalah apabila Anda memiliki kewajiban yang harus dikerjakan di pagi hari.

Anda butuh motivasi lebih untuk meninggalkan kebiasaan "night owl" Anda dan mulai menjadi orang pagi atau "morning person"? Beberapa studi mengindikasikan bahwa "morning person" sebenarnya lebih bahagia daripada "night owl". Dan orang pagi pun dilaporkan lebih merasa sehat dan bersemangat.

Membuat transisi dari "night owl" menjadi "morning person" mungkin tidak mudah, namun ada beberapa langkah sederhana yang dapat Anda lakukan.  Berikut adalah 7 cara di antaranya :

1. Hentikan kebiasaan menekan tombol "snooze" pada alarm Anda dan menikmati beberapa menit tambahan untuk bermalas-malasan. Sebaliknya, cobalah untuk segera bangkit dari tempat tidur dan berikan hadiah kecil pada diri Anda dengan secangkir kopi atau teh, atau dengan olahraga.

2. Olahragalah sebelum sarapan karena kebiasaan ini dapat meningkatkan pembakaran lemak dan penurunan berat badan, serta menjaga kadar andrenalin tetap tinggi beberapa jam setelahnya (yang diartikan lebih waspada).

3. Kemudian, nikmati sarapan dengan waktu yang lebih panjang, sehingga zat gizi yang Anda makan pun semakin lengkap. Pastikan dalam sarapan Anda mengandung protein, buah, sayur, dan karbohidrat.

4. Jika Anda masih memiliki masalah untuk bangun dari ranjang, cobalah untuk memindahkan tempat tidur Anda lebih dekat dengan jendela yang mudah dimasuki sinar matahari. Sinar matahari akan membantu Anda untuk lebih cepat bangun karena otak Anda lebih sensitif terhadap cahaya.

5. Selain itu penting bagi Anda untuk mengurangi aktivitas di malam hari. Cobalah untuk mengurangi sedikit demi sdikit waktu yang Anda gunakan dimalam hari untuk beraktivitas menjadi waktu untuk beristirahat. Dan minimalisasi gangguan bagi waktu istirahat Anda.

6. Matikan alat elektronik satu atau dua jam sebelum Anda tidur untuk membentuk suasana yang nyaman untuk tidur. Hal ini juga akan membantu pikiran Anda untuk lebih tenang dan dapat siap untuk tidur.

7. Cobalah pula untuk menyiapkan kebutuhan-kebutuhan esok hari pada malam sebelum Anda akan tidur. Hal ini akan mempermudah Anda untuk menghadapi hari esok dengan lebih bersemangat.

Kenali Kematian Mendadak akibat Jantung

AppId is over the quota

Kompas.com - Cukup sering kita mendengar berita seseorang yang masih muda urung menikmati puncak prestasinya karena mengalami kematian mendadak. Sekitar 80 persen orang yang mengalami kematian mendadak disebabkan oleh penyakit jantung koroner.

Sekalipun korban tersebut tidak pernah mengalami gejala apapun sebelumnya, mereka tetap bisa terkena serangan jantung.

Ventrikel adalah bilik jantung, yang paling bertanggung jawab memompa darah ke seluruh tubuh. Bisa sistem ini tidak berjalan, ventrikel akan bergetar cepat dan tidak efektif, aliran darah akan terhenti, maka terjadilah kemaitan mendadak akibat jantung.

Beberapa orang yang menjadi korban kematian mendadak juga diketahui sedang melakukan aktivitas olahraga saat kejadian.

"Saat olahraga, denyut jantung bertambah cepat dan kebutuhan oksigen meningkat. Jika oksigen tidak bisa disediakan maka otot jantung akan berhenti memompa," kata dr.Daniel Tanubudi, Sp.JP, ketua departemen kardiologi RS.Eka Hospital Tangerang.

Daniel menjelaskan, sebenarnya jika jantung berhenti berfungsi bisa dilakukan resistusi jantung untuk pemberian oksigen dalam darah dan aliran darah ke otak. Pemberian kejutan listrik ke jantung juga diperlukan untuk memulihkan denyut jantung secara spontan.

"Pasien masih bisa ditolong jika dibawa ke rumah sakit kurang dari tiga jam setelah kejadian. Kalau disebabkan karena sumbatan pembuluh koroner akan dilakukan balonisasi atau pemasangan stent sehingga darah kembali lancar," katanya.

Penelitian menunjukkan sebenarnya orang-orang yang beresiko tinggi mengalami serangan jantung bisa diidentifikasi. Antara lain adalah mereka yang pernah kena serangan jantung sebelumnya, menderita gangguan irama jantung, atau otot jantung lemah.

Rapor Merah Kesehatan

AppId is over the quota

Pekan Baru, Kompas - Bidang kesehatan mendapat rapor merah dari Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan. Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium masih jauh dari target. Gerakan kependudukan dan keluarga berencana belum diimplementasikan di daerah.

Pencapaian yang belum mendekati target tahun 2015 di antaranya angka kematian ibu masih 228 per 100.000 kelahiran hidup dari target maksimal 102 per 100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi 32 per 1.000 kelahiran hidup dari maksimal 22 per 1.000 kelahiran hidup. Selain itu, angka kelahiran total 2,6 tak menurun dalam 10 tahun terakhir untuk mencapai target 2,1 dan penurunan kasus malaria 1,69 dari target 1.

”Menindaklanjuti rapor merah dari Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), masalah dan kendala harus dicari solusi,” kata Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, saat memimpin Rapat Koordinasi Nasional Upaya Percepatan Pencapaian MDGs Bidang Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Rakyat Menyikapi Hasil Sementara Survei Demografi Kependudukan Indonesia tahun 2012, Jumat (15/2), di Pekanbaru, Riau.

Nafsiah mengatakan, pemantauan di lapangan menunjukkan, dinas kesehatan serta instansi kependudukan dan keluarga berencana tak kompak. Ini menyebabkan pekerjaan rumah terkait target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) tak tercapai.

Untuk itu, Menkes melanjutkan, 11 provinsi akan digarap intensif, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, serta ditambah Papua, Papua Barat, dan NTT. Ketiga provinsi terakhir dipilih karena kekhususan karakteristik wilayah.

Sekretaris Jenderal Kemenkes Supriyantoro menuturkan, ke-11 provinsi dipilih bukan karena berkinerja buruk, melainkan sebagai daerah berpenduduk banyak sehingga keberhasilannya menjadi daya ungkit pencapaian MDGs. Ia mengatakan, rapor merah menunjukkan upaya keras pencapaian target sesuai tenggat sulit dicapai. Namun, peningkatan kualitas kesehatan masyarakat tetap harus dilakukan.

”Kita bekerja bukan demi mencapai MDGs, tetapi demi kesejahteraan masyarakat. Target MDGs hanya membantu mencapainya,” kata Nafsiah.

Kunci di daerah

Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Slamet Riyadi Yuwono mengatakan, kunci pencapaian masalah kependudukan berada di pemerintah daerah. ”Sayangnya, komitmen tinggi sering tidak diiringi implementasi. Kepala dinas kurang berkualitas,” katanya.

Menurut Slamet, 80 persen anggaran bidang kesehatan sebesar Rp 2,2 triliun langsung diserahkan ke daerah dalam bentuk dana alokasi umum (DAU). Meski demikian, pemda masih meminta dana dari Kemenkes. ”Padahal, uang sudah ada di daerah. (Pemerintah) Pusat hanya suplemen,” kata Slamet.

Wakil Gubernur Riau Mambang Mit mengatakan, Riau menghadapi masalah kependudukan yang unik. Angka TFR atau jumlah anak yang dimiliki perempuan usia subur 2,9, meningkat dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 2,7. Laju pertumbuhan penduduk Riau 3,59 persen, jauh lebih tinggi daripada angka nasional, yaitu sebesar 2 persen. Pertambahan jumlah penduduk ini disumbang dari migrasi warga luar Riau.

”Ini jadi tantangan untuk menurunkan. Hal ini tidak bisa tercapai tanpa kerja sama bupati/wali kota,” katanya. (ICH)

Tuesday, February 19, 2013

Gula Bisa Jadi Penyembuh Luka

AppId is over the quota

KOMPAS.com - Gula mungkin dapat dijadikan sebagai alternatif penyembuh luka. Sebuah studi kecil yang dilakukan oleh perawat dan dokter di Inggris meneliti efek dari gula untuk pengobatan luka yang merupakan resep turun temurun dari sebuah keluarga, demikian dilansir BBC.

Moses Murandu, pria asal dari Zimbabwe yang sedang menempuh studi di Birmingham University mengatakan, ayahnya menggunakan gula bergranulasi untuk mengobati luka. Menurutnya, gula dapat mencegah penambahan jumlah bakteri pada tempat terjadinya luka.

Ia menemukan beberapa keberhasilan dari studi kecil yang dilakukannya di 35 rumah sakit di Birmingham. Menurutnya, studi mengenai manfaat gula perlu dikembangkan lebih lanjut.

Seorang pasien pria berusia 62 tahun bernama Alan Bayliss, harus mengalami amputasi di kaki kanan bagian atas lututnya, serta mengalami penghilangan pembuluh vena dari kaki kirinya. Penghilangan pembuluh venanya tidak dapat sembuh sebaik yang para dokter prediksikan sebelumnya. Kemudian, Murandu menyarankan untuk mengobati lukanya dengan gula.

"Telah terjadi sebuah perubahan besar. Luka yang sebenarnya sangatlah dalam dan sangat besar, sebesar jari saya. Ketika Moses pertama kali membalut luka saya dengan gula, ia hampir menggunakan seluruh pot gula, namun dua minggu kemudian, ia hanya perlu menggunakan empat sampai lima sendok teh," ungkapnya seperti dikutip BBC.

Bayliss mengatakan ia sangat puas dengan hasilnya, meskipun pada awalnya ia merasa ragu.

Makanan Tinggi Glikemik Memicu Diabetes

AppId is over the quota

Kompas.com - Meski diabetes melitus oleh awam sering disebut penyakit kencing manis, sebenarnya faktor utama penyakit ini tidak disebabkan oleh kelebihan gula. Menurut riset, makanan dengan indeks glikemik tinggi adalah biang keladi penyakit diabetes.

Indeks glikemik (IG) merupakan indikator cepat atau lambatnya unsur karbohidrat dalam bahan pangan dalam meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh. Bahan pangan dengan IG rendah lebih aman untuk penderita diabetes dan obesitas.

Hasil analisa terhadap 24 penelitian yang dipublikasikan sejak tahun 1997 dan melacak pola makan 125.000 orang dewasa menyimpulkan, orang yang kurang mengonsumsi serat dan sering mengasup makanan yang diproses beresiko tinggi menderita diabetes.

"Makanan yang cepat menaikkan kadar gula itu akan membuat pankreas bekerja keras menghasilkan insulin setelah makan, setiap hari," kata Dr.David Ludwig dari Boston Children's Hospital yang banyak meneliti tentang diabetes.

Riset yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition itu dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas California, Los Angeles dan Universitas Oxford, Inggris.

Secara umum, para responden dalam penelitian itu mengonsumsi sekitar 139 gram gula. Dalam setiap tambahan gula sebanyak 100 gram per 2000 asupan kalori harian, risiko seseorang untuk terkena penyakit diabetes melitus naik sampai 45 persen.

"Sangat mudah mendapat 100 gram gula, terutama jika kita tidak hati-hati dalam memilih makanan yang tepat," kata Heidi Silver, pakar nutrisi yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Makanan dengan IG rendah, antara lain ikan, daging, sayur dan buah yang tinggi serat, kacang-kacangan, nasi merah, atau produk susu.

Masyarakat juga mesti mengetahui mana makanan yang memiliki IG tinggi. Misalnya saja pisang matang yang memiliki kandungan gula lebih tinggi dibanding yang masih mengkal.

Makanan seperti protein batangan atau serat batangan juga perlu diwaspadai karena tidak sama dengan serat dari sayur atau buah. Di negara maju umumnya banyak produk makanan yang sudah dilabeli indeks glikemiknya.

Di internet cukup banyak informasi mengenai tabel IG makanan. Salah satunya adalah www.glycemicindex.com

Monday, February 18, 2013

Sering Memeluk Bayi Cegah "Baby Blues"

AppId is over the quota

Kompas.com - Sindroma baby blues dialami sekitar 80 persen ibu yang baru melahirkan. Perasaan tak berdaya dan mudah marah akibat sindrom ini bahkan bisa memicu depresi. Cegah dengan lebih banyak melakukan kontak kulit dengan bayi.

Perubahan hormonal dan perasaan tidak siap menjalani peran baru sebagai ibu diduga kuat menyebabkan sindrom baby blues. Gejalanya antara lain merasa sedih, cemas, pikiran kompulsif, ketakutan, dan merasa tidak mampu.

Bila tidak ditangani kondisi tersebut bisa berkembang menjadi depresi (postpartum depression). Depresi pasca melahirkan bukan hanya berpengaruh pada ibu, tetapi juga bayi sehingga ia lebih rentan mengalami gangguan perkembangan sosial, emosional, dan kognitif.

Menurut studi dalam Journal of Obstretic, Gynecological, and Neonatal Nursing, melakukan kontak kulit (skin to skin contact) antara bayi dan ibu bisa menjadi terapi alternatif untuk mengatasi baby blues tanpa obat.

Para ibu yang melakukan kontak kulit 6 jam setiap hari selama satu minggu pasca melahirkan, kemudian diikuti dengan kontak kulit 2 jam setiap hari diketahui memiliki gejala depresi lebih rendah.

Bagi bayi, pelukan, sentuhan atau ciuman akan memuaskan kebutuhan mereka pada kontak manusia dan meningkatkan ikatan. Kegiatan tersebut juga merangsang pengeluaran hormon oksitosin pada ibu. Bayi dan ibu juga akan merasa lebih rileks dan nyaman.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Pediatrics menyebutkan kontak kulit sekitar 3 jam setiap hari akan mengurangi frekuensi menangis bayi. Hal ini pada akhirnya akan mengurangi rasa stres ibu. Bayi juga bisa tidur lebih nyenyak dan lebih lama.

Olahraga juga berperan penting dalam mengurangi risiko baby blues dan depresi pasca melahirkan. Aktivitas fisik akan melepaskan endorfin yang membantu kita merasa lebih bahagia dan meningkatkan temperatur tubuh sehingga memicu rasa nyaman.

Didik Nini Thowok Dukung Healing Garden

AppId is over the quota

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Komedian dan penari Didik Nini Thowok menyanyikan lagu Gethuk untuk menghibur pasien dan keluarga pasien dalam "Healing Garden", Sabtu (16/2/2013) di taman sekitar Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

"Healing Garden merupakan program mediasi untuk menyembuhkan pasien melalui hiburan," kata Yanuarius Sugeng, salah satu Staf Humas RS Panti Rapih.

Healing Garden, menurut Sugeng, diadakan bagi pasien yang memiliki tingkat mobilitas tinggi atau sudah diperkenankan pulang. "Tujuannya agar pasien tidak jenuh di kamar," ujar Sugeng. Healing Garden diawali dengan senam kecil dan latihan pernafasan. Sesudahnya disajikan lagu-lagu tembang kenangan oleh staf humas. 

Menurut Didik Nini Towok, Healing Garden sudah biasa dilakukan oleh rumah sakit di luar negeri. "Di Amerika dan India, rumah sakit menghadirkan hiburan seperti badut," kata Didik.

Didik menambahkan, keadaan psikis pasien yang cemas dan takut akan meningkatkan adrenaline. Itu akan menghambat penyembuhan. Dalam papernya Comedy as Healing yang pernah dipaparkan di luar negeri, Didik menyampaikan adanya suatu penelitian bahwa hiburan dan perasaan senang dapat menghasilkan enzim serotonim dan melantonim. Enzim itu dapat menetralisir adrenaline dan mempercepat proses penyembuhan.

"Semoga Healing Garden dapat diupayakan oleh rumah sakit di seluruh Indonesia," kata Didik yang sebenarnya datang untuk periksa kesehatan.

Caroline, salah satu pasien yang menderita sakit infeksi saluran kemih, mengaku senang dan terhibur atas acara itu. "Acara ini bagus dan menarik. Saya bisa saling bertegur sapa dengan sesama pasien," kata Caroline, mahasiswi Jurusan Bimbingan Konseling Universitas Sanata Dharma.

"Kegiatan ini perlu terus diadakan karena kami terhibur," kata Winahyu, yang hadir menemani Sutiyah, ibundanya. Sutiyah sedang menjalani kemoterapi karena kanker tulang.

Healing Garden di RS Panti Rapih sudah dimulai sejak Juni 2011. Healing Garden diadakan setiap Sabtu pukul 08.30-10.00.

7 Hal Tak Terduga Penyebab Disfungsi Ereksi

AppId is over the quota

KOMPAS.com - Disfungsi ereksi atau ketidakmampuan mempertahankan ereksi seringkali dialami oleh pria karena berbagai faktor. Faktor usia merupakan  faktor utama bagi pria terkait risiko disfungsi ereksi. Menurut National Institutes of Health, sekitar 4 persen dari pria berusia 50  tahun telah mengalami disfungsi ereksi, sementara hampir 50 persen dari pria yang berusia 75 tahun pun mengalami hal yang serupa.

Namun selain faktor usia, ternyata ada beberapa faktor yang mungkin tidak terduga yang dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi. Berikut 7 faktornya:

1. Konsumsi obat untuk rambut rontok

Pengobatan untuk rambut rontok memiliki efek samping di antaranya disfungsi ereksi dan penurunan libido pada sebagian pria, demikian menurut sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Sexual Medicine. Sementara obat mungkin membantu dalam mengatasi rambut rontok, perubahan hormon juga dapat menentukan kemampuan untuk mencapai ereksi.

2. Penyakit gusi

Penyakit gusi dengan peradangan kronis dan infeksi meningkatkan risiko dari disfungsi ereksi, demikian menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal Sexual Medicine. Penyakit gusi merupakan indikator dari lemahnya kesehatan tubuh secara umum dan dapat dihubungkan juga pada peningkatan risiko penyakit jantung, dan faktor risiko untuk disfungsi ereksi, ujar para peneliti.

3. Istri Anda beteman dengan sahabat pria Anda

Sudah menjadi rahasia umum bahwa faktor psikologis  memiliki peran besar dalam performa seks Anda, namun ada sesuatu yang mungkin baru Anda ketahui: ketika istri Anda menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman pria Anda, mungkin itu akan jadi pemicu dari disfungsi ereksi bagi Anda, demikian menurut sebuah studi yang dimuat dalam American Journal of Sociology.

4. Bersepeda

Bersepeda dapat meningkatkan risiko dari disfungsi ereksi. Sebuah review artikel tahun 2005 yang dipublikasi dalam jurnal Sexual Medicine menemukan bahwa sebanyak 4 persen dari pesepeda yang menghabiskan waktu paling tidak tiga jam per minggu di atas sadel, menderita disfungsi ereksi tingkat moderat, semestara hanya 1 persen dari pelari yang mengalami hal yang serupa.

5. Diabetes

Menurut National Institute of Health, pria dengan penyakit diabetes memiliki kemungkinan dua pertiga lebih besar untuk mengalami disfungsi ereksi daripada pria tanpa diabetes. Gula darah yang tidak terkontrol dengan baik dapat merusak saraf dan pembuluh darah yang mengendalikan ereksi dan darah yang mengalir menuju penis.

6. Tekanan darah tinggi

Pembuluh darah dan aliran darah yang sehat merupakan syarat esensial untuk memperoleh dan mempertahankan ereksi. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah di dalam tubuh, sehingga mereka pun kehilangan elastisitasnya dan kurang mampu lagi untuk mengalirkan darah dengan volume yang sama dengan cepat, terutama ke arah penis saat ereksi.

7. Depresi

Depresi merupakan faktor yang sangat mempengaruhi disfungsi ereksi. Saat depresi, terjadi ketidakseimbangan komponen biokimia di dalam otak sehingga menyulitkan tubuh untuk mengalirkan darah ke penis saat ereksi.

Sunday, February 17, 2013

Alkohol Sebabkan 1 dari 30 Kematian Kanker

AppId is over the quota

Kompas.com - Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol terkait dengan setiap 1 dari 30 kematian akibat kanker di Amerika Serikat. Kaitan tersebut tampak nyata pada kasus kanker payudara.

Sekitar 15 persen kematian akibat kanker payudara diketahui terkait dengan konsumsi alkohol.

"Alkohol sebenarnya merupakan agen penyebab kanker tetapi tidak begitu kentara karena orang tak menyadarinya," kata Dr.David Nelson, direktur Cancer Prevention Fellowship Program.

Orang yang sering mengonsumsi alkohol beresiko tinggi terkena kanker. Meski begitu tidak ada batasan aman untuk menggunakan alkohol, termasuk orang yang minum dalam jumlah sedang yang selama ini dinilai bermanfaat untuk jantung.

"Sebaiknya orang yang memahami mereka beresiko kanker mulai mengurangi konsumsi alkoholnya. Makin sedikit, makin rendah risikonya," kata Nelson.

Untuk mengetahui kaitan antara minum alkohol dan kanker, Nelson dan timnya mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk survei nasional penggunaan alkohol.

Selain kanker payudara pada wanita, kanker mulut, tenggorokan dan esofagus adalah jenis kanker yang dikaitkan dengan konsumsi alkohol pada pria. Tiap tahunnya tercatat 6000 kematian akibat kanker tersebut.

Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa hobi menenggak alkohol adalah faktor risiko kanker mulut, tenggorokan, esofagus, liver, kolon, rektum, dan kanker payudara pada wanita.

Menurut para ahli dari the American Cancer Society, belum jelas sepenuhnya bagaimana alkohol meningkatkan risiko kanker.

Alkohol diyakini bertindak seperti zat kimia yang iritan pada sel sensitif dan memicu kerusakan DNA. Selain itu alkohol juga bertindak seperti pelarut untuk karsinogen lain, misalnya yang ditemukan dalam rokok, sehingga zat karsinogen itu bisa masuk sel lebih mudah.

Alkohol juga diduga memengaruhi hormon-hormon penting, seperti estrogen sehingga meningkatkan risiko kanker payudara.

"Jika Anda bukan peminum alkohol, jangan memulainya. Namun jika Anda adalah peminum, mulailah membatasi," katanya.

Meski alkohol terbukti terkait dengan kanker, namun tembakau masih menjadi faktor kuat dalam kematian kanker. Setiap tahunnya 100.000 kematian karena kanker dipicu oleh kebiasaan merokok.

Tidur Memakai Bra Membuat Payudara Kencang?

AppId is over the quota

KOMPAS.com — Payudara yang indah dan kencang menjadi dambaan banyak wanita. Seperti halnya bagian tubuh lain, payudara juga harus dirawat. Untuk mencegah "si bukit kembar" ini menjadi kendur, memakai bra saat tidur dianjurkan.

Menurut Arthur Perry, pakar bedah kosmetik, tidur tanpa memakai kutang adalah penyebab payudara kendur. "Kita memakai bra di siang hari untuk menopang payudara dan mencegah gravitasi. Lalu kita tidur 8 jam tanpa menggunakan bra. Padahal, grativasi terjadi setiap saat," katanya.

Dalam bahasa ilmiah, kendurnya bagian tubuh, terutama bagian bawah mata, disebut dengan ptosis. Penurunan ke bawah akibat grativasi akan membuat kulit di sekitar payudara meregang. Seiring dengan usia, kolagen kulit yang selama ini membuat payudara lebih elastis akan melemah sehingga sulit untuk membuat payudara kencang kembali.

Ukuran payudara juga berpengaruh. Makin besar ukuran payudara Anda, baik karena gen, implan, atau kehamilan, maka makin besar risikonya untuk kendur. Karena itu, mereka disarankan untuk tidur menggunakan penyangga payudara.

Penambahan volume yang cepat, misalnya berat badan naik, kehamilan, atau pemasangan implan, akan meningkatkan potensi kekenduran. Lapisan dermin di kulit akan menekan dan sobek untuk mengompensasi perubahan yang cepat. Kita menyebutnya sebagai stretch mark.

"Sebenarnya belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan tidur memakai bra berdampak negatif. Karena itu, tak ada salahnya tidur menggunakan bra yang nyaman dan tidak mengganggu sirkulasi darah," katanya.